SIDOARJO, RadarBangsa.co.id – Gelaran CHAMPION Sidoarjo Challenge Show 2025 kembali menghadirkan semangat kompetisi bagi para pecinta equestrian. Bertempat di arena Kalidawir, Tanggulangin, Sidoarjo, acara yang berlangsung pada 15–16 November ini mempertemukan atlet dari berbagai daerah untuk unjuk kemampuan pada nomor Jumping dan Dressage. Di balik atmosfer kompetitif tersebut, muncul sorotan penting mengenai akses pembinaan yang dinilai belum merata.
Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, hadir memberikan dukungan langsung. Di sela kunjungannya, ia menegaskan perlunya perhatian serius terhadap pembinaan atlet. “Olahraga berkuda ini bukan sekadar soal prestasi, tetapi juga bagaimana peluang aksesnya bisa dirasakan lebih banyak anak muda,” ujar Lia. Ia menilai bahwa bakat yang tumbuh di berbagai daerah sering kali terbentur mahalnya kebutuhan latihan.
Lia menjelaskan bahwa biaya tinggi menjadi persoalan utama. Mulai dari perawatan kuda yang membutuhkan penanganan khusus hingga fasilitas latihan yang tidak banyak tersedia, semua itu membuat equestrian sulit dijangkau. “Selama ini latihan berkuda identik dengan kebutuhan dana besar. Banyak keluarga yang akhirnya tidak mampu mendukung minat anaknya, padahal mereka punya potensi,” katanya.
Menurut Lia, situasi tersebut dapat diatasi bila pemerintah dan para pelaku industri olahraga mau membuka ruang keberpihakan. Ia menyampaikan bahwa kebijakan berbasis subsidi dapat menjadi langkah awal yang konkret. “Latihan mungkin tetap membutuhkan biaya karena teknisnya rumit, tetapi kompetisi bisa dibuat lebih ringan. Misalnya digratiskan atau minimal disubsidi agar peserta tidak terbebani,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pembinaan yang terarah dan terbuka bagi semua kelas sosial akan menguatkan ekosistem equestrian dalam jangka panjang. “Jika peluangnya setara, kita bisa melihat lebih banyak atlet lokal tampil percaya diri dan naik ke arena nasional bahkan internasional,” ujar Lia.
Ajang CHAMPION Sidoarjo Challenge Show 2025 menurutnya merupakan gambaran positif bagaimana komunitas bisa bergerak bersama. Selain menjadi ruang kompetisi, kegiatan ini mempertemukan pelatih, pemilik kuda, hingga calon atlet muda yang ingin belajar lebih jauh mengenai olahraga ini. Interaksi semacam ini diyakini dapat membentuk sistem pembinaan berjenjang yang lebih kuat.
Zahlul Yussar, anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo sekaligus penyelenggara acara, menyatakan terima kasih atas kehadiran Lia. Ia menilai dukungan tersebut memberi energi tambahan bagi seluruh peserta. “Kami sangat berterima kasih kepada Bu Lia yang sudah meluangkan waktu hadir. Kehadirannya menjadi penyemangat bagi atlet dan seluruh panitia,” ujarnya.
Harapan besar mengiringi penyelenggaraan tahun ini. Dengan kombinasi semangat komunitas, perhatian wakil rakyat, dan keterlibatan pemerintah daerah, masyarakat equestrian menantikan ekosistem latihan yang lebih terjangkau dan kompetisi yang semakin luas. Upaya itu diyakini menjadi langkah penting agar atlet berkuda Indonesia dapat tampil lebih sering di pentas internasional pada masa mendatang.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










