Dari DPD RI untuk Rakyat : Ning Lia Ajak Hidupkan Koperasi Merah Putih yang Berdaulat dan Amanah

- Redaksi

Sabtu, 12 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama | Foto Dok Pribadi/Ho RadarBangsa

Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama | Foto Dok Pribadi/Ho RadarBangsa

SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Dalam momentum peringatan Hari Koperasi Nasional, Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, menyuarakan seruan moral dan kebangsaan untuk menghidupkan kembali semangat koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan. Sosok yang akrab disapa Ning Lia itu mengajak seluruh elemen bangsa, termasuk di daerah, untuk merefleksikan kembali ruh koperasi yang sejati sebagai alat perjuangan rakyat, bukan sekadar entitas usaha formal.

Menurut Ning Lia, koperasi semestinya tak hanya dilihat sebagai bentuk usaha lokal, tetapi lebih dari itu, sebagai simbol kedaulatan ekonomi rakyat atas alat produksi dan distribusi. “Sudah waktunya kita membangkitkan kembali semangat Koperasi Merah Putih. Sebuah koperasi yang tak tunduk pada logika kapitalistik, melainkan berpijak pada nilai-nilai kebangsaan dan etika ekonomi Islam,” tegasnya.

Ia menyoroti fenomena di lapangan, di mana tak sedikit koperasi di tingkat desa justru melenceng dari cita-cita luhur yang dulu digaungkan Bung Hatta. Banyak yang terjebak dalam praktik rente, bahkan tak jarang menjadi kedok bagi perilaku koruptif yang terselubung.

“Di berbagai daerah, termasuk Jawa Timur, banyak koperasi yang hanya mengejar proyek jangka pendek. Padahal, koperasi seharusnya menjadi benteng ekonomi rakyat, bukan sekadar formalitas papan nama,” ujar Ning Lia, mengingatkan bahaya mengulang kegagalan masa lalu seperti Biro Usaha Unit Desa (BUUD) yang merusak kepercayaan publik terhadap koperasi.

Ia menegaskan, Koperasi Merah Putih yang ia maksud harus lahir dari keberpihakan nyata pada kelompok rentan: petani, nelayan, buruh, hingga pelaku UMKM. Semangat ‘merah putih’ menurutnya, bukan sebatas simbolisme warna bendera, melainkan cerminan keberanian melawan sistem ekonomi eksploitatif dan niat suci untuk melayani kepentingan rakyat.

“Merah itu keberanian menghadapi ketidakadilan ekonomi. Putih melambangkan keikhlasan membangun kesejahteraan bersama, bukan hanya mengejar laba semata,” ujarnya penuh makna.

Dalam pandangannya, koperasi tidak bisa dilepaskan dari prinsip keadilan sosial dan nilai-nilai spiritual. Ia menggarisbawahi bagaimana ajaran Bung Hatta yang melihat koperasi sebagai gerakan sukarela dan demokratis selaras dengan konsep ekonomi Islam yang menolak riba, gharar, serta praktik monopoli.

“Koperasi dalam kerangka fiqh muamalah bisa dikembangkan sebagai syirkah atau mudharabah dimana modal dihimpun bersama, pengelolaan dilakukan dengan amanah, dan hasil dibagi secara adil. Ini bukan sekadar teori, tapi sudah saatnya kita wujudkan dalam praktik nyata,” kata Ning Lia yang juga dikenal sebagai akademisi dan aktivis perempuan.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa koperasi syariah yang profesional dan amanah merupakan jawaban atas krisis moral dan ketimpangan dalam sistem koperasi konvensional yang masih marak. “Membebaskan diri dari bunga penting, tapi lebih dari itu adalah membangun sistem ekonomi yang adil, maslahat, dan mencegah akumulasi kekayaan secara tidak etis,” tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa pembangunan koperasi tidak cukup dilakukan lewat pendekatan administratif atau teknokratis semata. Harus ada dimensi kultural, spiritual, dan intelektual yang menumbuhkan solidaritas sosial. Pendidikan literasi keuangan dan etika bisnis juga menjadi kunci agar koperasi tidak sekadar formalitas, tetapi menjadi ruang pemberdayaan.

“Koperasi tanpa jiwa hanya akan menjadi bangunan kosong. Tapi koperasi yang digerakkan dengan nilai, bisa menjadi alat perjuangan ekonomi rakyat sebagaimana yang dicita-citakan Bung Hatta, dan sesuai dengan spirit ekonomi Islam,” ucap Ning Lia.

Di akhir pernyataannya, senator asal Jawa Timur ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan Hari Koperasi sebagai titik balik bagi kebangkitan koperasi rakyat. Termasuk di daerah-daerah seperti Lamongan dan wilayah pedesaan lainnya yang masih memiliki potensi besar dalam membangun ekonomi berbasis komunitas.

“Mari kita bangkitkan kembali Koperasi Merah Putih berjiwa Hatta, beretika Islam, dan digerakkan oleh rakyat yang sadar akan hak dan masa depannya. Kita wujudkan bukan hanya dengan wacana, tapi lewat gerakan nyata,” pungkas Ning Lia.

Penulis : Nul

Editor : Zainul Arifin

Berita Terkait

Ekspor Udang ke Amerika Serikat Dibahas di Banyuwangi, Petani Optimistis
Batik ‘Pakrida’ Khas Pasuruan Laris Manis, Jumiati Kebanjiran Order ASN
JNE Dorong Precise Shoes Tetap Eksis di Era Digital dan Offline
DPR RI Haris : Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Melonjak dari Rp71 Triliun Jadi Rp335 Triliun
Sosialisasi Program MBG, Muh Haris: Bukan Sekadar Bagi Makan, Tapi Gerakkan Ekonomi Desa
Pemkab Pasuruan Kucurkan Rp 19 Miliar BLT Cukai, Sasar Buruh dan Warga Miskin Ekstrem
BUMN Sapa Koperasi Merah Putih Pasuruan, Bulog Siapkan Pasokan Pangan Rutin
Banyuwangi Rancang Dana Abadi Daerah, Mendagri Tito: Bisa Jadi Perisai Pembangunan

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ekspor Udang ke Amerika Serikat Dibahas di Banyuwangi, Petani Optimistis

Senin, 13 Oktober 2025 - 19:17 WIB

Batik ‘Pakrida’ Khas Pasuruan Laris Manis, Jumiati Kebanjiran Order ASN

Senin, 13 Oktober 2025 - 14:21 WIB

JNE Dorong Precise Shoes Tetap Eksis di Era Digital dan Offline

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 17:27 WIB

DPR RI Haris : Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Melonjak dari Rp71 Triliun Jadi Rp335 Triliun

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 16:01 WIB

Sosialisasi Program MBG, Muh Haris: Bukan Sekadar Bagi Makan, Tapi Gerakkan Ekonomi Desa

Berita Terbaru