SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Malam ini, calon gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, tampil berbeda dalam debat kedua yang berlangsung di Surabaya. Menggunakan baju batik gedog khas Kabupaten Tuban yang dipadukan dengan rok biru serta kerudung senada, Khofifah menunjukkan komitmennya untuk mengenalkan budaya lokal melalui pilihan pakaiannya.
Saat ditanya mengenai pemilihan busana untuk debat kali ini, Khofifah menjelaskan bahwa tidak ada tema khusus yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur. Hal ini berbeda dengan debat pertama di mana mereka mengenakan pakaian adat Sumenep.
“Saya menyesuaikan saja, ini gedog kan. Gedog ini batik Tuban,” ujarnya pada Minggu (3/11/2024).
Batik gedog, yang dikenal memiliki kualitas dan keunikan tersendiri, merupakan salah satu produk unggulan dari Tuban.
“Ini unik loh, sangat unik. Karena batik ini dibikin di atas tenun, tenun dari kapas yang mereka pintal sendiri,” imbuhnya.
Dengan mengenakan batik gedog, Khofifah sekaligus berusaha untuk mempromosikan hasil kerajinan lokal dari Desa Devisa, Jawa Timur, agar semakin dikenal oleh masyarakat luas.
“Jadi, batik Tuban Go Global. Dan ini eco-friendly lah, semua pewarna alam,” tandas Khofifah, menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dan upayanya untuk mendukung industri lokal.
Dengan langkah ini, Khofifah tidak hanya tampil menarik, tetapi juga membawa misi untuk memajukan produk-produk unggulan daerah.
Sementara itu, pasangan calon Khofifah, Emil Dardak, memilih tampil formal dengan jas berdasi. Namun, yang membuat penampilannya lebih istimewa adalah sepatu yang dipakai, yaitu milik mendiang ayahnya. “Saya biasa saja, tapi ini sepatu almarhum ayah saya,” ungkap Emil.
Pilihan ini menunjukkan sisi emosional dan penghormatan yang dalam terhadap orangtuanya. Debat ini menjadi momen penting bagi kedua pasangan calon untuk menunjukkan visi dan misi mereka dalam membangun Jawa Timur. Khofifah dan Emil berusaha untuk menarik perhatian pemilih dengan gaya yang berani dan inovatif, sekaligus mengedepankan aspek budaya dalam setiap langkah kampanye mereka.
Dari penampilan Khofifah yang mengenakan batik gedog, dapat terlihat jelas bahwa dia ingin membangun kesadaran akan pentingnya budaya lokal dalam kehidupan masyarakat. Hal ini juga menjadi bagian dari strategi kampanye untuk menarik perhatian pemilih yang menghargai warisan budaya dan kerajinan lokal.
Dengan demikian, debat kedua ini tidak hanya menjadi ajang untuk bertarung visi dan misi, tetapi juga sebagai platform untuk menampilkan keunikan budaya Jawa Timur. Khofifah dan Emil menunjukkan bahwa mereka tidak hanya kandidat politik, tetapi juga duta budaya yang berupaya membawa kearifan lokal ke panggung yang lebih besar.
Khofifah mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai produk-produk lokal seperti batik gedog Tuban.
“Mari kita dukung produk lokal dan jadikan budaya kita mendunia,” tutupnya. Malam ini, debat kedua bukan hanya tentang kompetisi politik, tetapi juga perayaan budaya dan warisan yang dimiliki Jawa Timur.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin