Elektabilitas Whisnu dan Eri Duduki Posisi Teratas di Survei JTV-ITS

- Redaksi

Sabtu, 22 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana (kiri) dan Kepala Bappeko Kota Surabaya, Eri Cahyadi (kanan). (doc. rahardi/antok. beritajatim.com)

Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana (kiri) dan Kepala Bappeko Kota Surabaya, Eri Cahyadi (kanan). (doc. rahardi/antok. beritajatim.com)

SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Pusat Riset Pilkada JTV-ITS kembali menyelenggarakan survei pada tanggal 12-19 Februari 2020. Survei kali ini untuk mengukur tingkat pengenalan (popularitas) dan keterpilihan (elektabilitas) figur-figur yang siap berkompetisi dalam Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya 2020.

Nama-nama itu disaring dari sumber pemberitaan di media massa arus utama di Surabaya. Khususnya program berita Jatim Awan, Pojok Pitu, dan Pojok Kampung JTV. Riset ini menggunakan multi-stage random sampling dengan melibatkan 450 responden berusia 17 tahun ke atas (memiliki hak pilih).

Sampel diambil di seluruh wilayah di Surabaya, dengan jumlah sampel tiap wilayah proporsional terhadap jumlah penduduk Surabaya. Rentan margin of error sebesar 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Kepala Pusat Riset Pilkada JTV, Machmud Suhermono menjelaskan, rilis survei popularitas dan elektabilitas ini merupakan yang pertama dilakukan di Surabaya oleh lembaga survei terpercaya dan independen.

Karena baru yang pertama, dan masih ada rentang waktu sekitar 7 bulan (213 hari) sebelum coblosan, maka dari sisi persentase popularitas dan elektabilitas figur-figur masih merata dan di angka di bawah 10 persen.

“Hasil survei ini semacam tolok ukur, modal awal popularitas dan elektabilitas figur-figur yang selama ini sudah mengenalkan diri ke publik melalui media,” terang Machmud. Seperti yang dilansir Beritajatim.com. Jumat, (21/2/2020).

Dengan mengetahui modal awal itulah, para bakal calon itu mempunyai ukuran dalam menyusun strategi untuk menggenjot popularitas dan elektabilitas masing-masing hingga mencapai hasil maksimal hingga hari pemungutan suara pada 23 September 2020.

Menariknya, meskipun Pilwali Surabaya 2020 diprediksi akan menjadi panggung pertarungan bagi partai-partai besar seperti PDIP, PKB, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS dan PSI, namun figur-figur non-parpol juga mendapat perhatian publik Surabaya dan siap menjadi pesaing kuat dari figur-figur yang diusung parpol.

Baca Juga  Wagub Emil : Buku Gus Sholah Jadi Esensi Kehidupan Pesantren Di Era Modern

“Jika tren di survei pertama ini berlanjut hingga hari coblosan, maka terjadi persaingan figur dari parpol dengan figur non parpol cukup ketat di Pilwali Surabaya 2020,” lugas Machmud.

Kepala Tim Riset Pilkada ITS, Sutikno menambahkan, dari sisi popularitas, nama-nama yang sudah banyak dikenal publik mencapai tingkat pengenalan yang merata.

“Sebagai bagian dari pasangan yang sedang menjabat (incumbent), Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana meraih pengenalan tertinggi hingga 39,21 persen,” terang Kepala Pusat Studi Potensi Daerah dan Perberdayaan Masyarakat LPPM ITS tersebut.

Dua figur muda yakni, Anggota DPR RI dari Partai Golkar Adies Kadir, dan Presiden Klub Persebaya, Azrul Ananda mendekati Whisnu di posisi kedua, dan ketiga dengan tingkat pengenalan 30,90 persen dan 29,66 persen.

Nama-nama lain yang punya potensi besar siap mendongkrak popularitas dengan berbagai aktivitas adalah politisi kawakan Fandi Utomo 25,73 persen, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi 17,84 persen, dan Mantan Kapolda Jatim, Machfud Arifin (MA) 11,93 persen.

Pengacara dan bakal calon lewat jalur independen, M. Sholeh meraih popularitas hampir setara dengan tokoh asal Jombang Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dengan perolehan popularitas masing-masing 6,70 persen dan 5,60 persen.

Figur lain yang juga muncul dalam survei tingkat keterkenalan adalah Ketua Pansus Perubahan Nama Jalan Fathul Muid 5,00 persen, Ketua Partai Berkarya Surabaya, Usman Hakim 3,84 persen, Ketua Partai Perindo Surabaya, Samuel Teguh Santoso 3,32 persen, dan Dirut PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Mujiaman Sukirno 2,94 persen.

Baca Juga  Pengalaman Selama Magang Work From Home 'WFH' di RRI Surabaya

Berbeda dengan popularitas, saat ditanyakan apakah akan memilih figur yang dikenal tersebut jika mencalonkan diri sebagai wali kota (elektabilitas)? Terjadi perubahan pilihan di kalangan pemilih.

“Itu terjadi karena responden yang kenal belum tentu memilih, sebaliknya yang memilih pasti sudah kenal baik,” tegas Sutikno.

Wawali Whisnu Sakti Buana memang kembali mencatat persentase tertinggi 5,47 persen. Namun, angka itu sudah terkoreksi banyak dibandingkan tingkat pengenalannya yang mencapai 39,21 persen.

Sedangkan untuk posisi kedua, Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi mencatat elektabilitas tertinggi kedua 5,04 persen. Sedangkan Presiden klub Persebaya Surabaya, Azrul Ananda tak bergeser posisinya di urutan ketiga dengan elektabilitas 4,76 persen.

“Ketiga figur itu meninggalkan nama-nama lain seperti, Adies Kadir 2,62 persen, Fandi Utomo 2,39 persen, Gus Hans 1,74 persen, dan Machfud Arifin 1,35 persen,” tambah Sutikno.

Berikutnya, nama-nama lain mencatat elektabilitas tak sampai 1 persen, yakni M. Sholeh 0,83 persen, Usman Hakim 0,81 persen, Fathul Muid 0,33 persen.

“Karena masih awal, persentase popularitas dan elektabilitas ini masih terlalu dini jika dijadikan acuan siapa wali kota dan wakil wali kota Surabaya berikutnya. Masih ada waktu 7 bulan, semua bisa berubah. Tergantung strategi pendekatan ke publik dan media serta aktivitas masing-masing bakal calon,” ujar Sutikno.

Sebelum penetapan pasangan calon oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), variabel penting dalam mendulang popularitas dan elektabilitas calon wali kota adalah figur calon wakil wali kota yang digandeng jadi pasangan.

Baca Juga  Lomba BUM Desa Provinsi Jatim Tahun 2022, Desa Penjambon Bojonegoro Masuk 12 Besar

Karena itu, Pusat Riset Pilkada JTV juga mengukur tingkat pengenalan (popularitas) dan tingkat keterpilihan (elektabilitas) figur-figur yang di media aktif menyatakan diri sebagai wakil wali kota (wawali).

“Mirip dengan komposisi figur di bacawali, figur non-parpol juga mendapat tempat di pilihan warga kota Surabaya yang memiliki hak pilih,” jelas Machmud.

Berbeda dengan figur-figur bakal calon wali kota yang persentase popularitas dan elektabilitas hampir merata, sedangkan untuk popularitas dan elektabilitas balon wawali, terjadi dominasi dua figur, yakni mantan Ketua DPRD Kota Surabaya, Armuji dan Presiden Klub Persebaya, Azrul Ananda.

Menariknya, Armuji mewakili figur parpol, karena selama ini dikenal sebagai politisi PDIP. Sedangkan, Azrul Ananda dikenal sebagai tokoh media dan pengusaha muda sukses dan tidak pernah berkekecimpung di bidang politik.

Untuk popularitas, keduanya dikenal oleh 35,88 persen dan 22,78 persen pemilih yang jadi responden survei.

Keduanya meninggalkan figur-figur lain seperti mantan aktivis ’98 dan pegiat budaya Taufik Hidayat (Taufik Monyong) 6,47 persen, mantan Anggota DPRD Kota Surabaya Vincensius Awey 6,25 persen, Pengurus Muslimat NU, Dwi Astuti 4,64 persen, politisi PKS Reni Astuti 4,05 persen, dan Sekretaris Kota Surabaya Hendro 3,13 persen.

Dominasi semakin terlihat pada survei elektabilitas bawawali Surabaya. “Armuji dan Azrul Ananda cukup menonjol dengan elektabilitas 5,94 persen dan 3,48 persen,” imbuh Sutikno.

Persentase itu di atas nama-nama lain seperti Dwi Astuti 1,53 persen, dan Taufik Hidayat 1,06 persen. Bahkan nama-nama di luar keempatnya, mencatat persentase di bawah 1 persen. (Tok/Ted/Ari)

Berita Terkait

DPU CKPP Banyuwangi : Targetkan Rampung Tahun ini Pembangunan Jembatan Karangdoro Terus Dikebut
Calon Bupati Sidoarjo H Subandi Hadiri Doa Bersama di Desa Plumbungan
Pj Gubernur Jatim Adhy Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Blitar Terdampak Kemarau
Pj Gubernur Adhy Salurkan Bansos dan Alat Bantu Disabilitas di Blitar
Jelang Hari Jadi ke-79 Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Karyono Pimpin Ziarah di Makam Bung Karno
Geber Sidoarjo, 15 Ribu ASN Serentak Kerja Bakti Bersihkan Kota
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono Buka Orientasi PPPK Angkatan 101-110
Cabup Nomor 1 Subandi, Merajut Silaturahmi dengan Kiai-Kiai Kampung di Sidoarjo
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 08:10 WIB

Calon Bupati Sidoarjo H Subandi Hadiri Doa Bersama di Desa Plumbungan

Jumat, 4 Oktober 2024 - 16:04 WIB

Pj Gubernur Jatim Adhy Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Blitar Terdampak Kemarau

Jumat, 4 Oktober 2024 - 15:13 WIB

Pj Gubernur Adhy Salurkan Bansos dan Alat Bantu Disabilitas di Blitar

Jumat, 4 Oktober 2024 - 13:55 WIB

Jelang Hari Jadi ke-79 Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Karyono Pimpin Ziarah di Makam Bung Karno

Jumat, 4 Oktober 2024 - 12:47 WIB

Geber Sidoarjo, 15 Ribu ASN Serentak Kerja Bakti Bersihkan Kota

Berita Terbaru

Kepala BRI Unit Pucuk, Mochamad Afnan Zainuri, saat menyerahkan bantuan program Klasterkuhidupku

Ekonomi

BRI Dorong UMKM Lamongan Maju Lewat Klasterkuhidupku

Sabtu, 5 Okt 2024 - 10:51 WIB