PROBOLINGGO, RadarBangsa.co.id – Dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia, Pemerintah Kota Probolinggo bersama Perum Bulog menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di lima kecamatan pada Sabtu (30/8/2025). Program ini disambut antusias warga karena menawarkan harga bahan pokok lebih terjangkau sekaligus menjaga kestabilan inflasi daerah.
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, menegaskan pasar murah ini menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi. “Gerakan pangan murah kami hadirkan di lima kecamatan untuk menekan harga, terutama beras, minyak goreng, dan bawang merah. Dengan begitu stok aman hingga Desember dan masyarakat terbantu,” katanya saat meninjau pelaksanaan GPM di Kecamatan Kedopok.
Aminuddin menambahkan, program ini sekaligus mengantisipasi surplus hasil panen di akhir tahun. “Jika distribusi tidak lancar, hasil panen bisa menumpuk tanpa gudang penyimpanan, seperti yang pernah terjadi. Karena itu GPM tepat sekali, selain menjaga harga, juga menyiapkan ruang jelang panen raya Desember nanti,” jelasnya.
Dukungan juga datang dari Bulog. Wakil Pimpinan Cabang Bulog Probolinggo, Zaki, memastikan stok pangan aman di tiga wilayah cakupan, yakni Kota dan Kabupaten Probolinggo serta Kabupaten Lumajang. “Stok beras kami saat ini sekitar 90 ribu ton, cukup untuk dua tahun. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Dalam GPM, kami bisa menyalurkan 20 sampai 50 ton beras untuk menstabilkan harga,” ujarnya.
Bulog juga menggandeng koperasi lokal, termasuk Koperasi Merah Putih di Kelurahan Sukoharjo, untuk menyalurkan beras dengan harga sesuai HET. “Beras medium dijual maksimal Rp12.500/kg, sehingga harga tetap terjangkau bagi masyarakat,” tambah Zaki.
Meski demikian, tantangan masih ada pada komoditas bawang merah. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo, Aries Santoso, mengungkapkan harga bawang tetap tinggi karena distribusi banyak mengalir ke luar daerah. “Produksi bawang merah di Probolinggo sebenarnya mencukupi bahkan bisa diekspor. Namun distribusinya tidak merata. Melalui Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ASMI), kami dampingi petani dan pedagang agar pasokan lokal lebih terjamin,” tuturnya.
Masyarakat pun menyambut baik program ini. Siti Nurhayati, warga Kedopok, mengaku terbantu dengan harga pangan murah. “Berasnya lebih murah dari pasar. Lumayan sekali untuk kebutuhan rumah tangga. Semoga kegiatan seperti ini sering diadakan,” ucapnya.
Penulis : Nanang
Editor : Zainul Arifin









