JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Terbukanya pintu kerja sama strategis antara Indonesia dan Uni Eropa melalui penandatanganan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) menjadi babak baru hubungan antar kawasan yang telah dibangun selama lebih dari satu dekade. Penandatanganan ini dilakukan oleh Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden Terpilih 2024–2029, Prabowo Subianto, dalam pertemuan Dewan Luar Negeri Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada Senin (15/7/2024).
Langkah tersebut menuai banyak apresiasi dari berbagai kalangan, salah satunya datang dari Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, M.E.I., yang dikenal dengan tagline Cantik (Cerdas, Inovatif, dan Kreatif). Menurutnya, perjanjian ini bukan hanya sekadar kesepakatan dagang, melainkan momentum strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan posisi tawar di panggung internasional.
“IEU CEPA ini sudah lama saya diskusikan, bahkan menjadi topik pembahasan bersama Wakil Menteri Kesehatan dan Sosial Finlandia saat kunjungan resmi saya ke Eropa. Jadi, saya tahu betul bahwa Uni Eropa adalah kawasan yang solid secara kebijakan. Jika Pak Prabowo berhasil masuk dan menyepakati ini, artinya jalan kerja sama Indonesia akan terbuka sangat luas,” ujar Ning Lia, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Lia menyoroti dominasi pasar Eropa yang selama ini dikuasai negara-negara seperti China, Bangladesh, hingga Amerika Serikat dan Australia. Menurutnya, dengan tercapainya kesepakatan IEU CEPA, Indonesia kini memiliki peluang riil untuk menembus celah pasar tenaga kerja, ekspor produk, hingga sektor jasa yang belum tergarap maksimal.
“Kalau kita bicara sektor vokasional atau tenaga kerja migran, ini momentum yang harus direspons cepat. IEU CEPA bukan hanya bicara barang, tapi juga bisa jadi jalur untuk peningkatan kualitas SDM dan perluasan ekspor jasa Indonesia ke Eropa,” jelasnya.
Tak hanya dari sisi nasional, Ning Lia juga menegaskan bahwa Jawa Timur sebagai salah satu provinsi paling progresif dan terbuka terhadap perkembangan global memiliki posisi strategis dalam implementasi perjanjian ini.
“Jatim itu selalu siap lebih dulu. Bahkan dalam diplomasi daerah, Jawa Timur sangat diterima secara global. Ini potensi besar karena bisa membuka kerja sama internasional langsung dari daerah,” katanya.
Untuk itu, ia mendorong agar seluruh pemangku kepentingan di daerah, khususnya di Jawa Timur, segera menyiapkan langkah konkret guna menyambut peluang besar yang tercipta. Lia menyarankan adanya pemetaan sektor unggulan daerah, seperti industri padat karya, pertanian organik, produk halal, dan teknologi hijau sektor-sektor yang kini menjadi prioritas utama di kawasan Uni Eropa.
“IEU CEPA tidak boleh berhenti di tataran dokumen. Harus ada kolaborasi aktif antara pemerintah pusat dan daerah agar manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat,” imbuhnya.
Sebagai informasi, penandatanganan IEU CEPA oleh Prabowo disambut positif oleh para petinggi Uni Eropa, termasuk Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Perjanjian ini diproyeksikan akan meningkatkan volume perdagangan Indonesia-Uni Eropa secara signifikan dan menjadi pintu masuk kerja sama di berbagai sektor, mulai dari industri kreatif, energi terbarukan, hingga transformasi digital.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin