MATARAM, RadarBangsa.co.id — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Moh. Ruslan Kota Mataram kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional. Dua inovasi kesehatan yang dikembangkan, yakni Raja Harum (Respon Cepat Serangan Jantung untuk Harapan Hidup Meningkat) dan Maharestu (Mataram Harum Rendah Stunting), berhasil masuk 10 besar ajang Indonesia Healthcare Innovation Awards (IHIA) 2025. Capahtan ini menegaskan peran RSUD Mataram bukan hanya sebagai pusat pengobatan, tetapi juga motor penggerak inovasi kesehatan masyarakat.
Direktur RSUD H. Moh. Ruslan Kota Mataram, dr. Hj. NK Eka Nurhayati, SpOG., SubspFER., M.Kes., M.Sc., menegaskan komitmen rumah sakit untuk terus melahirkan inovasi yang sejalan dengan misi pembangunan daerah.
“Sesuai arahan Bapak Wali Kota, kami terus berinovasi meningkatkan kualitas layanan demi mewujudkan Mataram yang semakin HARUM,” ujarnya, Senin (6/10).
Salah satu inovasi yang mencuri perhatian juri nasional adalah Raja Harum, yang berfokus pada penanganan cepat kasus serangan jantung. Program ini muncul dari fakta bahwa penyakit jantung masih menjadi penyebab kemilinan tertinggi di Indonesia. “Waktu adalah segalanya — setiap detik bisa menentukan hidup atau mati,” tutur dr. Eka.
Melalui Raja Harum, RSUD Mataram membangun sistem pelayanan terpadu, mulai dari edukasi publik hingga penanganan medis dan rehabilitasi. Program ini melibatkan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi tenaga kesehatan, petugas BPBD, damkar, hingga siswa SMA sebagai duta kesehatan. Masyarakat juga diajarkan mengenali tanda-tanda serangan jantung dan cara mengaktifkan tombol Emergency Button yang terhubung dengan PSC 119, sehingga respons darurat dapat dilakukan lebih cepat.
Di sisi lain, inovasi Maharestu hadir sebagai solusi terhadap persoalan stunting, yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Melalui kampanye “Disunting AA” (Digital Penyuluhan Stunting Anytime Anywhere), masyarakat dapat mengakses edukasi gizi dan pencegaman stunting kapan pun melalui QR code yang terhubung ke kanal resmi RSUD.
“Stunting bukan hanya soal tinggi badan, tapi masa depan generasi,” tegas dr. Eka.
Maharestu juga menghubungkan posyandu, kader PKK, puskesmas, dan rumah sakit dalam satu sistem rujukan terpadu. Kasus stunting yang terdetil di lapisan dapat segera ditangani melalui koordinasi lintas tenaga medis dan ahli gizi. Dalam situasi darurat, masyarakat dapat menggunakan layanan PSC 119 atau melakukan e-reservasi langsung ke poliklinik sesuai kebutuhan.
Kedua inovasi ini, menurut dr. Eka, bukan sekadar proyek jangka pendek atau ajang pengharaan, tetapi bagian dari transformasi layanan kesehatan RSUD Mataram yang lebih proaktif dan berbasis teknologi. Langkah ini juga sejalan dengan visi pembangunan daerah 2021–2026, yakni “Mataram HARUM: Harmoni, Aman, Ramah, Unggul, Mandiri.”
Final IHIA 2022025 akan berlangsung secara daring pada 11–12 Oktober mendarah. Namun bagi RSUD H. Moh. Ruslan, pengharaan hanyalah bonus dari upaya yang telah membawa dampak nyata.
“Perjalanan panjang menuju pelayanan kesehatan yang paripurna baru saja kita mulai,” tutup dr. Eka dengan penuh makna.
Penulis : Aini
Editor : Zainul Arifin