PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Prestasi membanggakan datang dari dunia medis Kabupaten Pasuruan. dr Ramadi Satryo Wicaksono, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam dan ahli ginjal di RSUD Bangil, berhasil meraih penghargaan Young Investigation Award 2025 pada ajang Konferensi Kerja dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) 2025 yang digelar di Kota Banjarmasin, 2–5 Oktober lalu.
Penghargaan tersebut diberikan atas penelitiannya berjudul “Peran Biomarker Baru dalam Diagnosis dan Prognosis Penyakit Ginjal” yang dinilai memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan ilmu kedokteran, khususnya di bidang nefrologi. Dalam ajang bergengsi itu, Ramadi berhasil meraih Juara III dan menjadi satu-satunya perwakilan dari rumah sakit daerah di Jawa Timur.
Ditemui di RSUD Bangil, Senin (6/10/2025), Ramadi mengaku bersyukur atas penghargaan tersebut. Ia menyebut risetnya berangkat dari keprihatinan terhadap meningkatnya kasus gangguan ginjal, baik di Indonesia maupun secara global.
“Sekitar 13 persen dari total populasi dunia mengalami gangguan ginjal. Kalau dilihat di Kabupaten Pasuruan, jumlah kasus gangguan ginjal hingga gagal ginjal juga terus meningkat,” ujarnya.
Menurut data RSUD Bangil, saat ini terdapat sekitar 200 pasien gangguan ginjal yang rutin menjalani perawatan. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Ramadi menjelaskan, biomarker ginjal merupakan zat atau karakteristik biologis dalam tubuh yang bisa digunakan untuk menilai fungsi dan kondisi ginjal. Penggunaan biomarker dinilai lebih akurat dibandingkan metode konvensional dalam mendeteksi penyakit ginjal secara dini.
“Biomarker mampu memberikan informasi lebih awal dan akurat. Perannya penting untuk deteksi dini cedera ginjal akut, membedakan subtipe penyakit, dan mengidentifikasi pasien berisiko tinggi. Dengan begitu, penanganan bisa dilakukan secara personal dan tepat sasaran,” tuturnya.
Dalam konteks klinis, lanjut Ramadi, penelitian ini diharapkan membantu dokter melakukan diagnosis lebih cepat serta memprediksi progresi penyakit ginjal kronis. Selain itu, biomarker juga dapat digunakan untuk memantau komplikasi yang sering menyertai gangguan ginjal.
“Peran biomarker sangat krusial dalam diagnosis dini dan penentuan prognosis penyakit ginjal. Inovasi ini bisa menjadi pijakan baru dalam upaya menekan angka gagal ginjal di masyarakat,” kata Ramadi menambahkan.
Di balik capaian ilmiahnya, Ramadi juga berpesan agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan ginjal. Ia mengingatkan pentingnya menerapkan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan sejak dini.
“Sayangi ginjal kita. Ginjal berfungsi membersihkan racun dan menjaga sirkulasi darah tetap bersih. Minumlah air putih yang cukup, konsumsi makanan bergizi, istirahat teratur, dan hindari rokok, alkohol, serta narkotika,” imbaunya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









