CIANJUR, RadarBangsa.co.id – Sangat memprihatinkan, 13 (tiga belas) anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang ada di kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, Jawa Barat setiap harinya harus menapaki jalan setapak yang licin juga terjal serta menyebrangi jembatan gantung yang terbuat dari bambu membentang di sungai Cikondang dengan panjang jembatan 15 meter dan kedalaman 7 meter.
Diketahui siswa siswi tersebut berasal dari Kampung Rancasusuh atau Tisuk RT 003 RW 002, desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Mereka setiap harinya pergi ke sekolah Datarmuncang harus memakan waktu setengah jam perjalanan dengan jarak tempuh lebih kurang 2 kilometer.
Nandar. S.Pd, salah satu staf pengajar atau guru honorer pendidik di SDN Datarmuncang dan juga masyarakat pengguna jalan bersama anak-anak disetiap harinya, saat di temui di sekolah tempatnya mengajar mengatakan, “Sampai sekarang pemerintah belum ada yang melirik atau berkeinginan untuk membangun jalan-jalan setapak yang licin terjal dan jembatan sungai Cikondang itu. Rabu (19/01/2022).
“Adapun jumlah anak-anak sekolah yang setiap harinya lewat disitu berjumlah 13 orang, terdiri dari 4 orang anak dari Kampung Cikondang masuk desa Wangunjaya, dan 9 orang anak dari Kampung Rancasusuh atau Tisuk masuk desa Malati.terangnya
Jika cuaca buruk seperti hujan lebat sejak pagi sebelum anak-anak berangkat sekolah, anak-anak terpaksa diliburkan, dan itu telah disepakati bersama dengan pihak sekolah.
Harapan kami sebagai masyarakat, “Kepada pemerintah daerah baik kabupaten, provinsi, maupun pusat, juga swasta, terutama pemerintah desa, yang berkeinginan membantu untuk membangun jalan dan jembatan itu sehingga akses jalan menuju sekolah anak-anak bagus, kami sangat bersyukur dan kami ucapkan ribuan trimakasih.harapanya
Terpisah, Plt. Kepala desa Wangunjaya Eman Sulaeman Arif. AM. Keb, “Untuk perjalanan dari RT Cikondang menuju ibu kota desa Wangun Jaya (tempat pendidikan) dapat ditempuh selama beberapa jam baru sampai di tujuan. terangnya pada awak medi Rabu (19/01/2022)
Sedangkan sebagai alternatif warga untuk menjangkau pendidikan yang lebih dekat itu tidak lain kewilayah Datarmuncang desa Malati, hanya perjalanan.ungkapnya
Insyaa Allah desa Wangun Jaya ditambah dengan swadaya masyarakat sudah mengagendakn, walaupun kami menjabat sebagai Plt. Kepala desa Wangun Jaya baru 6 (enam) bulan, di tahun 2022 ini sudah mengagendakan pembangunan jembatan itu demi kelancaran perjalanan menuju pendidikan anak-anak tersebut.tuturnya
Melalui Anggaran Dana Desa (ADD) atau Dana Desa (DD) pada tahun 2020 dan 2021 sebagian besar dana di alokasikan pada penanganan covid-19, namun, desa Wangun Jaya untuk Tahun Anggaran Dana Desa 2022 sudah mengagendakan.
Mengingat jalan setapak lagi terjal dari jembatan gantung Cikondang menuju Datarmuncang, demikian juga dari jembatan Cikondang menuju kampung Cikondang dan Rancasusuk atau Tisuk bisa dilalui dengan jalan kaki, Kades juga menyampaikan sudah mengagendakan dan menjalin kerjasama dengan desa tetangga yaitu desa Melati agar sama-sama dibangun pada tahun 2022 ini.tambahnya
“Desa juga telah melakukan sosialisasi dengan masyarakat Cikondang, dan berkoordinasi dengan desa Malati Insyaa Allah tahun 2022 jalan dan jembatan menuju kampung Cikondang dapat diperbaiki.
Dalam perbincangan singkat dengan Plt Kades Wangun Jaya, beliau juga sangat berharap bantuan dana dari pemerintah daerah, kabupaten, provinsi, maupun pusat, demikian juga dengan pihak swasta untuk biaya pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan ini, mengingat anggaran dana desa tahun 2022 ini sangat terbatas sekali.pungkasnya