RadarBangsa.co.id –Menjelang pendaftaran bakal calon anggota legislatif pada Pemilu 2024, Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kediri bersama Kodim 0809 dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri, bersinergi melakukan sosialisasi dengan tema “Literasi Komunikasi Lintas Tokoh dan Pemuda Agama Dalam Mendukung Pemilu Damai dan Harmoni”, Sabtu, 15 April 2023.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri ini, menghadirkan tiga orang narasumber, di antaranya, Ketua FKUB Kabupaten Kediri, KH. Dafid Fuadi, S.Ag., M.Ag, Dandim 0809 Kediri, Letkol Inf. Aris Setiawan, SH, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Kediri, Yuli Mawartoko, S.E,.MM.
Ketua FKUB Kabupaten Kediri, KH. Dafid Fuadi, S.Ag., M.Ag, dikonfirmasi mengtakan, FKUB mengadakan sosialisasi ini untuk mencegah adanya konflik yang memanas di tahun politik menjelang Pemilu 2024.
“Tentu kita semuanya prihatin adanya konflik-konflik yang didasarkan perbedaan pilihan politik, karena politik itu dikemas berdasarkan agama dan bahkan dihubungkan dengan kelompok tertentu atau ras tertentu atau suku tertentu, sehingga kalau Pemilu atau suksesi kepemimpinan dengan cara seperti itu sangat tidak mendidik dan berpotensi menyebabkan masyarakat terpecah dan berkonflik,” ujarnya.
Sehingga FKUB berharap di setiap momentum pemilihan kepemimpinan, khususnya Pemilu, apapun perbedaan pilihannya, harus sama-sama belajar untuk menghadapi realita. Mungkin saja pilihan yang dibanggakan tidak terpilih, sementara orang lain yang malah terpilih.
“Kita berusaha bahwa pilihan politik adalah pilihan politik, artinya tidak perlu dikemas dalam bahasa-bahasa atau dipoles dengan bahasa agama, seakan-akan yang tidak cocok dengan pilihan politik dia, maka dianggap bertentangan dengan agama tertentu. Lha ini kan berbahaya sekali. Kalau sudah berbeda dalam pilihan politik, pasti terjadi karena itu hak setiap orang, tetapi menjadikan perbedaan pilihan politik sebagai permusuhan, perpecahan atau konflik, ini jangan sampai terjadi,” katanya
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri, Yuli Mawartoko, SE., MM menjelaskan, kegiatan ini harus dilaksanakan, karena untuk kondusifitas wilayah.
“Kita berbeda, kita tetap satu keutuhan untuk Kabupaten Kediri. Saya bersosialisai bersama FKUB sudah selama dua hari ini. Hari pertama kemarin, kita bersama tokoh-tokoh lintas agama. Dan hari ini, kita melaksanakan sosialisasi langsung dengan pelaku. Maksudnya pelaku yang di Islam ini adalah guru ngaji di TPQ, di masjid, mushola. Kalau untuk Nasrani dan Katolik, adalah istilahnya guru Minggu. Jadi yang mengajar anak-anak Katolik dan Nasrani di gereja pada hari Minggu. Sedangkan dari Hindu dan Budha pun juga ada istilahnya hari Sabtu Minggu,” ulasnya.
Lebih lanjut beliau menambahkan, di tahun politik ini seharusnya mempererat kerukunan dan keharmonisan, walaupun pilihan berbeda, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mencintai rakyatnya. Mungkin dari bapak ibu juga sudah mengetahui walaupun pemimpin itu masih muda, tapi jangan untuk meremehkan, contohnya seperti Mas Bup.
“Pesan dari kami, tentunya di antara umat beragama yang ada di Kabupaten Kediri nantinya bisa menjaga kerukunan, bisa menjaga kondusifitas wilayah di dalam pelaksanaan Pemilu, baik Pilpres, Pileg, Pilkada, maupun Pemilu lainnya,” pesannya.
Yuli juga menegaskan, dengan adanya Pemilu, pasti ada perbedaan. Dengan adanya perbedaan, pasti ada rentan perpecahan.
“Makanya, dengan adanya kita saling baik dari unsur agama atau aspek lain, khususnya di Kabupaten Kediri, nanti kita bisa hidup berdampingan, walaupun ada pihak luar yang ingin memporak porandakan Kabupaten Kediri,” tegasnya. (Hikam)