SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Di tengah hiruk-pikuk industri sepatu lokal, Precise Shoes tetap menjadi ikon legendaris yang berhasil menyeimbangkan warisan dan inovasi. Sejak didirikan pada 1989, merek sepatu ini terus menyesuaikan diri dengan perubahan tren dan kebutuhan konsumen, di bawah pengelolaan pewarisnya, Reza Mathilda Gozali, 36 tahun.
Dalam podcast Cerita Bersama Brand Lokal di kanal YouTube JNE ID, Reza membagikan perjalanan Precise Shoes yang penuh adaptasi dan inovasi. Ia menuturkan bahwa saat jenama ini dijalankan oleh orang tuanya, konsumen lebih banyak mencari sepatu hitam yang multifungsi. “Suatu waktu, sepatu itu diharapkan bisa dipakai untuk semua kesempatan. Jadi, zaman dulu sepertinya semuanya hitam,” ujarnya.
Seiring waktu, preferensi pasar bergeser. Sepatu dengan warna cerah mulai diminati, sementara sepatu hitam tidak lagi menjadi pilihan utama. Reza menekankan pentingnya menyesuaikan diri dengan permintaan pasar, tanpa mengorbankan kualitas dan harga yang terjangkau. “Market mau apa, itu yang kita berikan. Yang tak boleh berubah adalah kualitas dan harga yang tetap terjangkau masyarakat,” katanya.
Pendekatan omnichannel menjadi strategi utama Precise Shoes. Meski tetap mempertahankan jaringan offline yang kuat, Reza juga mengakui bahwa pandemi mendorong percepatan penjualan digital. Tantangannya, sistem distribusi online berbeda dengan offline. “Dengan pasar offline, jalur distribusi biasanya hanya berhenti di peritel atau toko. Tapi saat berjualan online, kami harus mengirim produk langsung ke konsumen. Kita sangat terbantu dengan mitra seperti JNE. Kalau tidak ada mereka, sepatu juga tidak akan sampai di konsumen,” jelasnya.
Kolaborasi pun menjadi bagian penting strategi Precise. Baru-baru ini, merek ini meluncurkan seri edisi terbatas bersama IP asal Jepang, Ultraman Blazar. “Kita bisa dibilang merek legenda, sama seperti Ultraman. Karena itu, kami merasa visinya sejalan,” ujar Reza, menegaskan alasan pemilihan karakter legendaris itu.
Selain kolaborasi, Precise Shoes juga mencari potensi pasar baru, salah satunya melalui seri Eagnas, sepatu performance untuk aktivitas outdoor seperti hiking ringan. Produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin gemar menjelajah alam dan melakukan aktivitas luar ruangan.
Reza menekankan bahwa konsistensi dan kemampuan mendengarkan pasar menjadi kunci keberlangsungan usaha, terutama bagi generasi pebisnis baru. “Sekarang kita harus mikir dua channel: offline dan online. Kuncinya adalah konsistensi dan menjadi pendengar yang baik,” ujarnya.
Precise Shoes kini tidak hanya menjadi simbol warisan sepatu lokal Surabaya, tetapi juga contoh bagaimana merek legendaris mampu beradaptasi, berinovasi, dan tetap relevan di era digital. Kolaborasi kreatif, strategi omnichannel, dan perhatian terhadap tren pasar menjadi fondasi bagi merek ini untuk terus berkarya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin