KA kelas II Pamekasan : Dalam Sosial Control Bagian dari Wartawan

- Redaksi

Kamis, 5 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kalapas Kelas II A Pamekasam Hanafi

Kalapas Kelas II A Pamekasam Hanafi

PAMEKASAN,RadarBangsa.co.id – Salah satu alat didalam sosial sosial control adalah bagian dari Wartawan. Pada prinsipnya adalah wartawan merupakan alat masyarakat untuk menyampaikan suatu keluhan dan inspirasi nya untuk kepentingan masa depan masyarakat, ujar Kepala Lapas Kelas II A Pamekasan.

Apa yang saya sampaikan ini bukam bermaksud untuk ” Mendiskredit kan seseorang, apalagi terhadap profesionalisme kewartawqnan,” terang Hanafi.

Pers itu merupakan lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi, mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan dan mengolah serta menyampaikam informasi dalam bentuk tulisan, suara, gambar dan data juga grafik maupun dalam bentuk lain nya dengan menggunakan model cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia, tukas Hanafi.

Namun profesi jurnalis itu yang melaksanakan profesi nya adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan baik itu di sengaja ataupun tidak disengaja.

Kesalahan yang disengaja menurut Kalapas Kelas II A Hanafi berkata, biasanya jurnalis mencari berita miring yang menyudutkan seseorang apalagi kalau menyangkut objek pemberitaaan nya dalah menyangkut orang penting yang memiliki reputasi di kalangan masyarakat, misalkan para Tokoh politik, Pejabat Pemerintahan, dan lain lain nya yang bila di pemberitaan itu telah ditayangkan nya maka orang itu akan menjadi reputasi nya jatuh.

Baca Juga  Polres Lamongan Gelar Apel Pasukan Pamor Keris, Untuk Menekan Lonjakan Penyebaran Covid-19

Kesalahan tehnis pada pemberitaan yang tidak disengaja kebanyakan pada salah dal menerapkan pada ” Tata Bahasa ( Grammar ) nya, sehingga pemahaman pada pembaca nya atau pendengaran nya menjadi bias, atau pada media cetak terkadang ada kesalahan cetak, terkadang masyarakat tidak begitu peduli dengan kesalahan cetak itu, jelas nya.

Kita tahu bahwa penempatan pada tanfmda titik, koma dan huruf besar itu seharus nya dengan norma penulisan. Koma, titik dua, titik koma maupun tanda tanya begitu biasa yang seolah olah sudah menjadi sejak dulu dan ternyata tidak, tandas nya.

Terkadang dalam menjawab dan menyanggah pada kritikan, titik bisa melihat apakah itu merupakan kalimat kritikan yang sekaligus respon atasnya masuk di akal atau tidak. Ini menjadi pertukaran kalimat kritik yang tentu nya penting bagi publik yang khusus nya para pembaca berita berita di media karena kalimat maupun tanda itu merupakan mengajak para pembaca untuk berpikir kritis.

Baca Juga  Memperingarti Maulid Nabi Muhammad SAW, Kapolres Pamekasan Ikut Giat Zoom Meeting

Pertukaran kalimat kritik ini mampu menjadikan salah satu bentuk literasi media bagi publik namun ketika ancaman yang didahulukan dengan alasan ketersinggungan maka pintu diskusi yang sebenar nya pelan pelan sedang di tutup.

Sebagai pembaca dan penulis harus mengenal secara intim pada bahasa, titik, koma, garis miring dan berbagai tanda baca dalam bahasa tulisan, karena itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penulisan yang menunjukkan struktur gramatik yang membantu kita mengubah tulisan menjadi bahasa lisan ataupun gambar. Dan kita akan tersesat tanpa tanda tanda baca itu (atau setidak nya, akan luar biasa bingung), yang nyatanya para penulis dan pembaca bisa mengatasi hal itu selama beribu tahun dan apa yang akan mengubah benak mereka, pintas nya.

Baca Juga  Lapas Pamekasan Ajari Eks Pecandu Narkotika Produksi Paving Blok

Ucapan ” membangun peradaban itu dimulai dari titik koma,” yakni bukti kepeduliannya terhada etos berbahasa Indonesia yang baik dan benar namun, ini bisa jadi sekaligus merupakan ungkapan keperhatinannya terhadap kondisi moral bermasyarakat ditingkat elite yang berpotensi menurunkan kualitas peradaban di Negeri ini.

Dalam tinjauan tata bahasa, titik adalah tanda berhenti-akhir dari sebuah kalimat dan koma adalah tanda jedah, sebelum susunan kata kata berikutnya pada sebuah kalimat dilanjutkan dan yang kedua tanda baca yang berperan menunjukkan suatu struktur tulisan.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat, seperti contoh, Saya tidak makan rujak karena pedas.

Dan tanda koma yang dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat, termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Seperti contoh, Oleh karena itu, kamu harus makan rujak. (Mery)

Berita Terkait

Khofifah Tegaskan Dukungan bagi Industri Padat Karya, Pekerja MPS Trowulan Mojokerto Kompak Pilih Gubernur Full Senyum
Curhat Pedagang Pasar Wonokromo, Khofifah Dukung Digitalisasi
Menjaga Keutuhan NKRI Kodim 0822 Bondowoso Peringatan Dirgahayu TNI ke-79
HUT ke-79 TNI, Khofifah Apresiasi Profesionalisme TNI dalam Menjaga Demokrasi
Bersama Gus Reza, Khofifah : Perbanyak Sholawat untuk Pilkada Damai
Fadli Zon : Khofifah Pemimpin yang Paham dan Peduli Petani
Disambut Gelombang Doa, Khofifah Motivasi Santri Ponpes Al Anwar untuk Raih Pendidikan Tinggi dan Tegaskan Komitmen Majukan Pesantren
JNE Raih Penghargaan di Indonesia CSR Awards 2024
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 18:17 WIB

Khofifah Tegaskan Dukungan bagi Industri Padat Karya, Pekerja MPS Trowulan Mojokerto Kompak Pilih Gubernur Full Senyum

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 15:30 WIB

Curhat Pedagang Pasar Wonokromo, Khofifah Dukung Digitalisasi

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 11:01 WIB

Menjaga Keutuhan NKRI Kodim 0822 Bondowoso Peringatan Dirgahayu TNI ke-79

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 08:27 WIB

HUT ke-79 TNI, Khofifah Apresiasi Profesionalisme TNI dalam Menjaga Demokrasi

Jumat, 4 Oktober 2024 - 19:21 WIB

Bersama Gus Reza, Khofifah : Perbanyak Sholawat untuk Pilkada Damai

Berita Terbaru

Kepala BRI Unit Pucuk, Mochamad Afnan Zainuri, saat menyerahkan bantuan program Klasterkuhidupku

Ekonomi

BRI Dorong UMKM Lamongan Maju Lewat Klasterkuhidupku

Sabtu, 5 Okt 2024 - 10:51 WIB