Kades Purwosono Lumajang Sosialisasikan Kentongan Sebagai Alat Media Jaga Lingkungan

Kades Purwosono bersama Kasun, Ketika mensosialisasikan kentongan sebagai alat komunikasi keamanan di Desanya, Jum'at (3/1). (Dok foto Kades Purwosono, for Riyaman)

LUMAJANG, RadarBangsa.co.id – Bagi kaum milenial perkotaan, keberadaan kentongan mungkin terlihat asing. Padahal alat komunikasi yang terbuat dari bambu tersebut sudah digunakan sejak zaman dahulu.

Fungsi utama dari kentongan adalah memberikan informasi mengenai situasi di lingkungan sekitar. Tapi tahu kah jika setiap ketukan kentongan memiliki arti berbeda?

Bacaan Lainnya

Menurut Kepala Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, Hendrik Dwi Martono, kentongan adalah warisan budaya dan kearifan lokal,
Sarana ini akan menjadi sangat efektif sebagai salah satu media komunikasi untuk jaga lingkungan (sistem keamanan lingkungan), dan menjadi luar biasa jika benar benar digunakan secara masif diantara warga (tidak hanya diposkamling), selain alat komunikasi HT dan sejenisnya.

Hendrik Dwi Martono mensosialisasikan kentongan dalam menjaga lingkungan di Desa yang ia pimpin. Dalam sosialisasi tersebut para Kasun diberi kentongan.

Lalu mereka secara bersama-sama memperagakan penggunaan kentongan jika terjadi sesuatu hal di lingkungannya.

“Begini teritorial tata cara memukul kentongan jika terjadi kematian atau pembunuhan, cara memukulnya di tabuh satu kali ketukan, ji, ji, ji, ji, ji (satu, satu, satu, satu, satu) : (0 – 0 – 0 – 0 – 0),” ujar orang nomor satu di desa Purwosono ini, ketika dihubungi media ini, Jum’at (3/2) malam.

Lanjutnya, berikutnya, jika terjadi pencurian cara memukulnya di tabuh dua kali thuk thuk, atau jiro jiro (satu-dua satu-dua) : (00 – 00 – 00 – 00)

Lalu jika terjadi kebakaran, lanjut Hendrik Dwi Martono, cara memukulnya, jirolu jirolu jirolu (satuduatiga, satuduatiga, satuduatiga) : (000 – 000 – 000 – 000)

Dan jika terjadi bencana alam bancir longsor dan angin puting beliung, cara memukulnya, jirolupat jirolupat jirolupat jirolupat (satuduatigaempat, satuduatigaempat, satuduatigaempat, satuduatigaempat) : (0000 – 0000 – 0000 – 0000).

Kalau kondisi aman, cara memukulnya yaitu, ji, jirolupatmonemtu, ji, jirolupatmonemtu, ji, jirolupatmonemtu ( satu, satuduatigaempatlimaenamtujuh. satu ): (0 – 0000000 – 0).

Tapi kalau kejadian bahaya, satu kali pukul terus pukul : (000000000000000000)

Dan jika ada pencurian hewan, cara memukulnya, jirolupatmo jirolupatmo jirolupatmo jirolupatmo (satuduatigaempatlima, satuduatigaempatlima, satuduatigaempatlima, satuduatigaempatlima) : (00000 – 00000 – 00000 – 00000).

Hendrik Dwi Martono berharap warga terlebih generasi milenial yang mendengar delapan kode kentongan tersebut bisa mengerti dan sigap menanggapinya. Sehingga kentongan sebagai alat komunikasi bisa membantu dalam menjaga kondusifitas di lingkungan masing-masing.

“Hei Milenial, Ingat Nih Kode Bahaya Saat Pakai Kentongan Ronda.”

Semoga Desa dan lingkungan kita selalu aman dan senantiasa dalam lindungan Alloh SWT, Aamiin.

“Ayo Bersama jaga desa kita,” ajak Kepala Desa Purwosono, Hendrik Dwi Martono.

Pihaknya berencana akan mengimbau warganya, terutama yang berada di daerah rawan, untuk membuat kentongan sebagai alat komunikasi keamanan di lingkungan nya.

“Ya, selain kasun, direncanakan secara masif diharap di setiap rumah masing masing warga terutama di daerah rawan mempunyai kentongan sebagai alat komunikasi, dan tentunya akan diberi stiker petunjuk cara memukul di setiap kentongan warga,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *