SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa, dinilai semakin menunjukkan keunggulannya dalam Debat Kandidat Kedua Pilgub Jatim 2024 yang berlangsung pada Minggu (3/11/2024). Dalam debat yang mengusung tema pembangunan Jawa Timur, Khofifah berhasil menonjolkan kemampuan strategisnya dalam merancang visi dan kebijakan untuk lima tahun ke depan.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, mengungkapkan bahwa Khofifah memiliki keunggulan khusus yang membuatnya berbeda dari kandidat lainnya.
“Keunggulan Ibu Khofifah terletak pada kemampuannya membuat hal-hal yang strategis,” ujarnya.
Menurut Surokim, Khofifah bukan hanya memahami masalah-masalah di Jawa Timur, tetapi juga memiliki pandangan strategis yang jelas untuk menghadapi tantangan dalam pembangunan daerah.
Dalam debat tersebut, Khofifah memberikan berbagai pandangan mengenai isu-isu kunci seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, serta pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Pandangan Ibu Khofifah tentang policy strategic masih di atas calon gubernur lainnya. Kemampuan beliau untuk menjadi kepala daerah yang fokus pada hal-hal strategis sangat kuat dan komprehensif,” tambah Surokim.
Surokim menilai bahwa Khofifah memiliki pengalaman kepemimpinan yang mumpuni dan diperkaya dengan berbagai inovasi yang telah ia bawa selama masa jabatannya. Dengan rekam jejak yang kuat pada periode pertama sebagai Gubernur Jawa Timur bersama wakilnya, Emil Elestianto Dardak, Khofifah mampu menunjukkan kepemimpinan yang efektif dan pro-rakyat.
“Kebijakan-kebijakan strategis yang ia terapkan pada periode 2019-2024 menjadi bukti nyata bahwa Khofifah adalah pemimpin yang berfokus pada kemajuan dan kesejahteraan rakyat Jawa Timur,” ujarnya.
Surokim menambahkan bahwa salah satu aspek penting yang ditekankan Khofifah adalah pentingnya menjaga relasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
“Menjaga relasi antara pusat dan daerah tidaklah mudah, tetapi saya kira Khofifah memiliki modal dan pengalaman untuk melakukan itu,” jelasnya.
Sebagai petahana, Khofifah dianggap memiliki keunggulan karena memahami dinamika pemerintahan daerah dan tantangan-tantangan yang dihadapi Jawa Timur. Melalui pengalamannya, Khofifah dinilai mampu merumuskan kebijakan yang tidak hanya inovatif, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jawa Timur.
Selama memimpin Jawa Timur, Khofifah juga telah mendapatkan berbagai penghargaan nasional, termasuk penghargaan dalam kategori pemerintahan inovatif. Inovasi yang diusung oleh Khofifah meliputi berbagai sektor, mulai dari pelayanan publik hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini, menurut Surokim, semakin memperkuat posisinya sebagai calon gubernur dengan visi yang jelas dan terukur.
“Ibu Khofifah tidak hanya fokus pada perencanaan, tetapi juga pada implementasi yang memberikan hasil nyata. Hal ini membuat masyarakat Jawa Timur dapat merasakan dampak positif dari kepemimpinan beliau,” kata Surokim. Ia juga menilai bahwa kepemimpinan Khofifah memberikan contoh baik dalam bagaimana seorang kepala daerah bisa mengintegrasikan berbagai elemen pemerintahan untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Selain inovasi dalam pemerintahan, Khofifah juga menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dalam debat, Khofifah menyampaikan bahwa pembangunan Jawa Timur membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hal ini dianggap sebagai pendekatan strategis yang dapat mempercepat kemajuan daerah.
“Khofifah menunjukkan kemampuan untuk menyatukan visi antara pemerintah dan masyarakat, serta menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan sosial. Ini menjadi bukti bahwa kepemimpinannya berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif,” ungkap Surokim.
Dalam debat, Khofifah juga menyoroti pentingnya memperkuat konektivitas antara pemerintah pusat dan daerah sebagai salah satu faktor utama dalam mencapai target pembangunan. Menurutnya, sinergi ini akan memungkinkan Jawa Timur untuk mengakses lebih banyak dukungan dari pusat dalam bentuk program pembangunan maupun pendanaan.
“Keunggulan ini menjadikan Khofifah memiliki nilai tambah di mata pemilih, khususnya mereka yang ingin melihat adanya kesinambungan antara kebijakan pusat dan daerah,” pungkas Surokim.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin