KOTA SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan memanfaatkannya untuk tujuan yang positif. Hal ini disampaikan Khofifah dalam peringatan Hari Media Sosial Indonesia yang jatuh pada Senin (10/6/2024). Ia menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam penggunaan media sosial, mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan hampir setiap orang mengakses internet dan memiliki akun media sosial di perangkat mereka.
Menurut survei penetrasi internet di Indonesia oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024, Jawa Timur berada di posisi kedua sebagai provinsi dengan jumlah pengguna internet terbesar di Pulau Jawa, dengan total 34,06 juta pengguna.
“Perkembangan teknologi informasi telah memudahkan masyarakat dalam mengakses internet, termasuk media sosial. Oleh karena itu, bijak dalam menggunakan media sosial adalah hal yang utama,” ujar Khofifah.
Ia menambahkan, media sosial memiliki dua sisi seperti dua mata pisau: bisa memberikan manfaat besar atau sebaliknya, jika tidak digunakan dengan bijak, bisa menimbulkan dampak negatif.
Lebih lanjut, dari data yang sama, 77,36% pengguna internet adalah perempuan dan 79,32% adalah laki-laki. Khofifah menyatakan bahwa penggunaan internet dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat.
Saat ini, media sosial banyak digunakan untuk jejaring sosial, komunikasi, aktualisasi diri, dan juga sebagai platform untuk mengembangkan usaha, memasarkan produk, memperluas jangkauan, dan memperbesar pasar.
“Pada zaman sekarang, seseorang bisa memiliki lebih dari satu akun media sosial di berbagai platform. Jika media sosial digunakan untuk kegiatan yang tepat, dampaknya akan sangat positif,” jelas Khofifah.
Contoh positif penggunaan internet dan media sosial di Jawa Timur adalah oleh sektor UMKM, dimana pada tahun 2024, sekitar 4,6 juta dari 9 juta pelaku UMKM di Jawa Timur sudah melek internet. Dari jumlah itu, 69,08 persen memanfaatkan digital untuk pemasaran, dan 30,92 persen untuk produksi.
“Ini menunjukkan bahwa media sosial dapat memberikan dampak positif dan bahkan menghasilkan pendapatan. Bagi UMKM, media sosial sangat berguna untuk pemasaran, dan ini harus terus didorong,” kata Khofifah.
Namun, ada juga yang menggunakan media sosial untuk tujuan negatif, seperti menyebarkan hoaks, konten yang memecah belah, dan ujaran kebencian.
“Menjelang pesta demokrasi tingkat regional yang akan datang, media sosial rawan disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks atau kampanye hitam. Lebih baik jika media sosial digunakan untuk menyebarkan hal-hal positif dan menyejukkan,” tutup Khofifah.