SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak perguruan tinggi untuk memperkuat peran sebagai Kampus Berdampak dalam menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045. Ajakan itu disampaikan saat menghadiri pelantikan Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) periode 2025–2030 di Auditorium UNUSA, Surabaya, Sabtu (25/10/2025).
Prof. Triyogi resmi menggantikan Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng yang telah menakhodai UNUSA selama satu dekade sejak 2015. Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menyampaikan selamat dan harapan agar kepemimpinan baru dapat membawa UNUSA menjadi kampus yang adaptif terhadap era digital dan berdaya saing global tanpa meninggalkan nilai keislaman.
“Selamat kepada Prof. Triyogi Yuwono, sosok dengan semangat baru, visi segar, dan tekad kuat untuk melanjutkan perjuangan membangun UNUSA sebagai menara ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan dunia,” kata Khofifah.
Ia menegaskan, perguruan tinggi tidak cukup hanya menjadi pusat teori, tetapi harus hadir lewat karya nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat. Konsep Kampus Berdampak, kata Khofifah, menuntut universitas untuk bertransformasi dari “menara gading” menjadi mercusuar peradaban yang memberi solusi atas persoalan bangsa.
Menurutnya, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar menghadirkan riset dan inovasi yang relevan, mulai dari teknologi tepat guna bagi desa, layanan kesehatan digital di pelosok, hingga pengembangan energi terbarukan.
“Dari kampuslah lahir riset dan kebijakan berbasis data yang menjadi insight bagi pemerintah agar lebih tepat dalam mengambil keputusan,” ujarnya.
Khofifah menambahkan, pengabdian masyarakat yang dilakukan secara terukur dapat memperkuat fondasi pendidikan dasar, membina UMKM, serta melahirkan wirausaha muda kreatif dan mandiri. Dengan demikian, kampus benar-benar menjadi Kawah Candradimuka yang menyiapkan solusi bagi bangsa.
“Inilah makna sejati Kampus Berdampak, bukan sekadar berkompetisi di peringkat internasional, tetapi berkontribusi nyata menjawab kebutuhan rakyat dan meneguhkan arah peradaban Indonesia,” ujarnya.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu juga menyoroti pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan daya saing global. Berdasarkan sejumlah indikator internasional seperti Global Competitiveness Index, Global Innovation Index, dan Global Talent Competitiveness Index, posisi Indonesia masih perlu dipacu.
“Fakta ini harus menjadi pemicu untuk bekerja lebih keras. Perguruan tinggi adalah intellectual capital bangsa yang diharapkan melahirkan SDM berkualitas, berkarakter pembelajar, dan terus berinovasi,” tutur Khofifah.
Ia menilai, perguruan tinggi berperan strategis sebagai laboratorium peradaban, tempat riset, inovasi, dan kepedulian sosial berpadu untuk menjawab tantangan global. Kampus, menurutnya, harus menjadi poros inovasi yang tidak hanya menghasilkan penelitian, tetapi juga memastikan hasilnya bisa diterapkan di masyarakat.
“Perguruan tinggi harus bermanfaat bagi masyarakat serta berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
Khofifah menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan universitas untuk menyiapkan generasi emas 2045.
“Visi Indonesia Emas 2045 hanya dapat terwujud jika generasi emas disiapkan sejak sekarang,” katanya.
Menutup sambutannya, Khofifah menyampaikan apresiasi kepada Prof. Achmad Jazidie atas dedikasi dan kepemimpinan selama 10 tahun memajukan UNUSA.
“Terima kasih Prof. Jazidie. Nilai-nilai, budaya kerja, dan semangat transformasi yang telah ditanamkan akan terus menjadi fondasi kokoh bagi perjalanan UNUSA ke depan,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









