KOTA MALANG, RadarBangsa.co.id – Cabang olahraga kickboxing Kota Malang menatap optimistis ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX yang akan digelar pada Juni 2025 mendatang. Ketua Umum Kickboxing Kota Malang, Darsono, menyatakan kesiapan timnya untuk tampil maksimal meski menghadapi sejumlah tantangan teknis maupun non-teknis.
“Tim kami sudah siap tempur. Ini merupakan keikutsertaan kami yang ketiga di Porprov, dan kami tidak ragu mencanangkan target tinggi,” ujar Darsono, Selasa (13/5/2025).
Dalam persiapan menuju ajang olahraga bergengsi tingkat provinsi tersebut, Darsono menegaskan pentingnya menjaga fokus dan semangat juang para atlet.
“Saya sudah berpesan kepada tim agar tetap fokus berlatih keras dan tidak terpengaruh oleh kendala teknis yang berpotensi mengganggu performa,” tegasnya.
Kickboxing Kota Malang menargetkan perolehan empat medali emas, dengan rincian tiga emas dari nomor Ring Sport dan satu emas dari nomor Tatami Sport (kick light). Total ada 16 kelas pertandingan yang telah didaftarkan, namun dua atlet terpaksa absen karena mengalami cedera, dan tidak dapat digantikan sesuai regulasi Porprov.
“Kami masih akan menggelar rapat internal untuk memutuskan langkah terhadap atlet yang cedera,” ungkapnya.
Adapun total kekuatan tim kickboxing Kota Malang saat ini berjumlah 17 atlet, terdiri dari 10 atlet putra dan 7 atlet putri. Seluruh atlet berada dalam pengawasan pelatih dengan program latihan yang telah disesuaikan dengan kekuatan lawan masing-masing.
Darsono mengungkapkan bahwa peta kekuatan antar-daerah kini semakin merata. Di nomor jurus, Surabaya dan Sidoarjo dinilai sebagai lawan tangguh. Sementara itu, untuk nomor Tatami, kekuatan lawan datang dari Sidoarjo, Kediri, dan Surabaya. Sedangkan di nomor Ring, Madiun, Ngawi, dan Blitar menjadi pesaing serius.
“Pemetaan kekuatan sudah kami lakukan. Semua strategi yang disiapkan pelatih bersifat spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing atlet,” kata Darsono.
Di balik semangat tinggi tim, Darsono tak menampik adanya persoalan non-teknis yang menjadi hambatan serius, terutama lambatnya pencairan anggaran dari Disporapar dan KONI Kota Malang. Kebutuhan vital seperti perlengkapan latihan dan vitamin masih harus dipenuhi menggunakan dana pribadi.
“Sampai hari ini, anggaran belum cair. Kami masih terus berusaha menghubungi pihak terkait, termasuk soal pengadaan barang dan suplemen,” ujarnya.
Darsono juga menyoroti rumitnya koordinasi antarinstansi yang berdampak langsung pada fokus pelatih dan pengurus tim.
“Dulu cukup koordinasi dengan KONI saja, sekarang harus dengan Disporapar juga. Bahkan pelatih sampai harus ikut mengurus administrasi. Ini tidak ideal,” katanya.
Meski dihimpit kendala, Darsono memastikan semangat tim tetap terjaga. Kondisi fisik dan mental atlet disebut dalam keadaan prima dan siap bertanding.
“Saya tegaskan kepada seluruh atlet, jangan pikirkan soal bonus dulu. Fokus kita adalah tampil maksimal dan membawa pulang medali emas untuk Kota Malang,” pungkasnya.
Penulis : Windu
Editor : Zainul Arifin