SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Malam penurunan bendera di Grahadi, Surabaya, mendadak berbeda. Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, tak hanya hadir secara resmi, tetapi juga turun ke panggung hiburan dan bernyanyi bersama generasi milenial, mencuri perhatian publik. Minggu (17/8/2025).
Salah satu momen yang menyita perhatian adalah kehadiran Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama. Senator yang akrab disapa Ning Lia ini tampil anggun dengan kebaya merah berpadu batik. Namun, bukan hanya penampilannya yang mencuri sorotan. Ia secara mengejutkan diajak naik ke panggung oleh salah satu pengisi acara, penyanyi lokal Gita, untuk bernyanyi bersama.
Dengan senyum ramah, Ning Lia menerima ajakan itu. Sorakan penonton pun pecah ketika ia menyanyikan lagu “Gayung Tak Bersambut”. Kehangatan Lia semakin terasa ketika ia melanjutkan dengan lagu populer “Rungkat”, yang akrab di telinga anak-anak muda Surabaya.
“Bagi saya, kemerdekaan itu dirayakan bersama. Anak muda adalah penerus bangsa, jadi mari kita isi kemerdekaan dengan keceriaan, kreativitas, dan semangat positif,” kata Lia di sela penampilannya.
Suasana kian cair. Tak ada sekat antara seorang senator dengan masyarakat. Lia tampak membaur, bahkan berinteraksi langsung dengan generasi milenial yang memadati area Grahadi. Banyak pengunjung memanfaatkan momen untuk berswafoto bersamanya.
Bagi sejumlah anak muda, momen itu terasa istimewa. Filesya Khumaira (21), salah satu mahasiswa yang hadir, mengaku terkesan dengan sikap Lia yang dinilai dekat dengan masyarakat. “Jarang ada pejabat yang mau nyanyi bareng rakyat. Ning Lia humble sekali,” ujarnya.
Menurut Filesya, semarak malam penurunan bendera kali ini menjadi bukti bahwa peringatan Hari Kemerdekaan bukan sekadar acara seremonial. “Seru banget, ini menambah warna baru. Kemerdekaan dirayakan dengan cara yang akrab, menyenangkan, sekaligus menguatkan kebersamaan lintas generasi,” tambahnya.
Sebagai informasi, Gedung Negara Grahadi kerap menjadi pusat peringatan kenegaraan di Jawa Timur. Namun, perayaan tahun ini dinilai lebih istimewa karena menghadirkan konsep yang memadukan kesakralan upacara dengan hiburan rakyat. Kehadiran tokoh publik seperti Lia Istifhama memperkuat pesan bahwa kemerdekaan adalah milik bersama.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin