MALANG KOTA, RadarBangsa.co.id – Museum Musik Indonesia (MMI) menorehkan keberhasilannya dalam melaksanakan pekerjaan Dokumentasi Sejarah Musik Populer di Indonesia Tahun 1967-1978.
Dengan menghimpun tulisan-tulisan dalam 200 edisi majalah musik yang pernah terbit dalam kurun waktu 12 tahun tersebut dan selanjutnya disajikan dalam laman (website) MMI.
Ungkapan terima kasih disampaikan Ir. Hengki Herwanto, MM, Ketua Museum Musik Indonesia kepada Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendukung melalui Program FBK (Fasilitasi Bidang Kebudayaan).
“Terima kasih kepada kementerian pendidikan dan Kebudayaan yang mendukung penuh MMI melalui fasilitas di budang kebudayaan” ungkap Hengky saat acara konferensi pers di Hotel Pelangi Kamis (17/12).
Dipembukaan acara, para awak media dan para undangan tak lupa menyanyikan lagu indonesia raya dalam teks asli sesuai dokumen museum musik indonesia.
Dikatakan Hengky, FBK merupakan usaha dari Pemerintah untuk membantu pembiayaan atas kegiatan para pelaku budaya dalam rangka Pemajuan Kebudayaan Indonesia.
“Pada tahun 2020 ini proposal yang diterima sejumlah lebih dari 2000 buah dan yang berhasil lolos seleksi 129 proposal. Tiga di antaranya berasal dari Kota Malang” tambahnya.
Dokumentasi yang dilakukan MMI adalah dengan menghimpun 200 edisi dari 8 majalah musik, yaitu Diskorina (Yogya), Favorita (Surabaya), Paradiso (Surabaya) serta Junior, Star, Top, Varia Nada dan Vista, kelimanya terbit di Jakarta.
Majalah tersebut saat ini sudah tidak terbit lagi. Selanjutnya memindai (scan) halaman per halaman. Kemudian semua halaman dalam satu edisi digabung dan dilengkapi dengan daftar isi.
Tahap selanjutnya kemudian MMI mengunggahnya ke dalam laman MMI (www.museummusikindonesia.id) yang selanjutnya bisa diakses untuk seluruh masyarakat yang memerlukan referensi serta penelitian, selanjutnya untuk melengkapi pekerjaannya, dibuat pula buku katalog yang dicetak secara terbatas.
Katalog tersebut berisi gambar cover dan daftar isi setiap edisi majalah. Dilengkapi pula dengan story telling dari 8 majalah dan petikan sejarah musik di Indonesia 1967-1978.
Dalam rilisnya, pekerjaan sejenis telah dilakukan MMI untuk 200 edisi majalah Aktuil (Bandung) penerbitan 1967-1978. Dan terlaksana atas dukungan dana dari UNESCO melalui program MOWCAP (Memory of The World Committee Asia Pacific).
Kegiatan dokumentasi merupakan ikhtiar awal untuk mengumpulkan tulisan-tulisan sejarah musik yang bertebaran di berbagai media. Ibarat sejarah di zaman kerajaan.
Dalam acara tersebut hadir Dr. Dian Kuntari, SSTP, M.Si, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang menyampaikan selamat atas peraihan MMI dalam mewujudkan dokumentasi sejarah musik.
“Selamat yang di raih oleh MMI, Kemajuan tidak bisa dilakukan oleh pihak pemerintah saja, sebagai contoh MMI. Dan terima kasih atas kontribusi kebudayaan di kota malang khususnya dan di indonesia” terang Dian Kuntari.
Harapan MMI, Kepada para pelaku budaya di Kota Malang bisa memanfaatkan program FBK tahun 2021. Kesempatan terbuka tidak hanya untuk yang sudah berbadan hukum. Perorangan ataupun komunitas juga memiliki peluang yang sama untuk memperoleh bantuan Pemerintah.
(Win)