LAMONGAN, RadarBangsa.co.id — Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) kembali meluncurkan Program Jatim Puspa tahun 2025 sebagai upaya memperkuat pemberdayaan perempuan dalam peningkatan ekonomi keluarga. Sosialisasi program ini digelar di sejumlah desa, termasuk Desa Pucangro dan Desa Pucangtelu di Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, pada Rabu (19/11/2025).
Di Desa Pucangro, kegiatan sosialisasi berlangsung penuh antusias. Perangkat desa, pendamping program, kader kesehatan, tokoh masyarakat, serta para keluarga penerima manfaat (KPM) hadir mengikuti pemaparan mengenai manfaat dan mekanisme program yang kembali digencarkan di tahun 2025. Suasana balai desa dipenuhi optimisme, terutama dari para ibu rumah tangga calon penerima bantuan modal usaha.
Kepala Desa Pucangro, H. Zuli Kasmawanto, menjelaskan bahwa Jatim Puspa telah menjadi salah satu pilar penting dalam strategi pengentasan kemiskinan di pedesaan. Program ini menyasar perempuan dari keluarga kurang mampu, khususnya yang sebelumnya terdaftar sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan telah dinyatakan graduasi.
“Program Jatim Puspa adalah program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bertujuan memberdayakan perempuan dan meningkatkan perekonomian keluarga, terutama bagi keluarga penerima manfaat graduasi PKH,” kata Zuli.
Ia menegaskan bahwa bantuan yang diberikan tidak berupa uang tunai, melainkan barang kebutuhan usaha yang dipilih sesuai jenis usaha yang ingin dikembangkan masing-masing KPM. Barang modal usaha tersebut, lanjut Zuli, diharapkan mampu menjadi stimulan yang efektif untuk mendorong produktivitas keluarga. “Program ini memberikan dukungan berupa modal usaha yang kami harapkan menjadi titik awal bagi para penerima manfaat untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan keluarga,” ujarnya.
Menurut Zuli, pemberdayaan perempuan menjadi aspek penting dalam menumbuhkan ketahanan ekonomi desa. Perempuan yang memiliki usaha mandiri tidak hanya mampu menambah pendapatan keluarga, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi lokal melalui aktivitas ekonomi skala kecil yang berkelanjutan. “Melalui program ini, beban ekonomi keluarga dapat berkurang, terutama bagi ibu rumah tangga. Program ini memberikan peluang yang nyata bagi perempuan untuk tampil sebagai penggerak ekonomi desa,” ucapnya.
Sementara itu, pendamping Jatim Puspa, Amanu, menjelaskan secara rinci bahwa pendampingan intensif menjadi elemen penting dalam keberhasilan program. Ia memaparkan bahwa KPM tidak hanya menerima bantuan modal, tetapi juga pendampingan mengenai manajemen usaha, cara mengelola keuangan, strategi pemasaran, hingga pemantauan berkala.
“Kita berharap bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Program ini dirancang untuk memperkuat ekonomi keluarga, sehingga keseriusan dalam menjalankan usaha menjadi kunci utama bagi keberhasilannya,” ujar Amanu.
Ia menambahkan bahwa pendampingan dilakukan secara terstruktur mulai dari tahap persiapan hingga evaluasi. KPM akan diberikan pengetahuan dasar mengenai pencatatan keuangan sederhana, teknik produksi, serta pengembangan usaha agar bisa terus berjalan meski bantuan awal telah selesai. Pendamping juga akan melakukan monitoring dalam beberapa bulan untuk memastikan usaha tetap berjalan stabil dan memberikan peningkatan pendapatan bagi keluarga.
Amanu menuturkan bahwa program seperti Jatim Puspa bukan hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mengangkat kepercayaan diri perempuan desa dalam mengambil peran aktif sebagai pelaku usaha.
“Program ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri perempuan untuk maju, berdaya, dan mandiri. Dengan memanfaatkan bantuan dan pendampingan secara maksimal, perempuan dapat menjadi tulang punggung ekonomi keluarga sekaligus penopang pertumbuhan ekonomi desa,” tutup Amanu.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










