SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk memaknai Hari Literasi Internasional tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga literasi digital yang bijak. Menurutnya, di tengah derasnya arus informasi, setiap individu perlu membudayakan prinsip saring sebelum sharing.
Dalam peringatan Hari Literasi Internasional, Senin (8/9), Khofifah menekankan bahwa masyarakat harus semakin cermat menyikapi perubahan akibat digitalisasi. Tema tahun ini, “Promoting Literacy in the Digital Era”, menurutnya selaras dengan kebutuhan zaman, ketika teknologi mengubah cara belajar, bekerja, hingga bersosialisasi.
“Kemampuan membaca dan menulis adalah hak dasar, tetapi digitalisasi juga menjadi sisi yang tidak terpisahkan saat ini,” jelas Khofifah.
Ia menambahkan, derasnya informasi di ruang digital, apalagi dengan hadirnya teknologi Artificial Intelligence (AI), membuat masyarakat harus semakin teliti. Tidak hanya sekadar menerima, setiap orang juga perlu mengkaji konteks agar informasi yang beredar tidak dipahami secara sepotong.
“Informasi sangat masif beredar di dunia maya. AI membuat banyak orang harus lebih cermat dan teliti. Kroscek dan konfirmasi sangat dibutuhkan agar informasi tidak ditelan mentah-mentah,” ujarnya.
Khofifah juga mengingatkan bahwa kecepatan arus informasi membawa risiko penyebaran hoaks, ujaran kebencian, hingga provokasi. Situasi ini dapat memicu keresahan jika tidak diimbangi dengan kemampuan literasi yang baik.
“Masif dan cepatnya informasi juga harus diwaspadai bersama karena tidak jarang yang berisi hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi,” tegasnya.
Karena itu, ia kembali menekankan pentingnya budaya menyaring sebelum membagikan informasi. “Banyaknya informasi yang kita terima juga harus diimbangi kemampuan untuk filtering. Harus bijak menerima informasi dan tidak sembarang membagikan. Ini penting saat ini,” kata Khofifah.
Meski tantangan di era digital semakin kompleks, Jawa Timur mencatat capaian positif dalam indeks literasi masyarakat. Data tahun 2024 menunjukkan Tingkat Gemar Membaca (TGM) Jawa Timur mencapai 77,15 atau masuk kategori tinggi. Sementara Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) berada di angka 78,60 dan tergolong sedang.
Khofifah menyebut capaian ini sebagai modal penting, namun tetap mengingatkan bahwa literasi tidak hanya berhenti pada aktivitas membaca. “Literasi saat ini tak lagi sekadar soal bisa membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi dengan bijak,” paparnya.
Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, Khofifah mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menempatkan literasi digital sebagai keterampilan utama dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dinilai penting agar masyarakat tidak mudah terjebak informasi palsu yang berpotensi menimbulkan masalah sosial.
“Kembali saya mengajak agar semua berliterasi dengan lebih komprehensif. Saring before sharing, kembali saring before sharing, supaya kita tidak termakan dan tidak menyebar hoaks serta provokasi,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin