LUMAJANG, RadarBangsa.co.id – Dikabupaten Lumajang ini masih banyak jalan yang mulus, yang tidak membuat sakit pinggang dan sakit perut setelah melalui jalanan beraspal.
Namun masih ada juga jalan yang bisa membuat orang merasakan sensasi lain saat berkendara, khususnya ketika naik sepeda motor, di jalan yang banyak tambal sulamnya.
Pengendara akan berguncang guncang, ketika mengendarai sepeda motornya. Nah…! Disitulah dipastikan akan merasakan naik sepeda motor seperti naik kuda.
Sebelumnya jalan provinsi yang berada di Lumajang ini sangat nyaman dan mulus. Namun, setelah banyak kendaraan yang bermuatan melebihi tonase, membuat jalan provinsi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tepatnya mulai dari Pertigaan lampu merah perumahan Tukum Kecamatan Tekung hingga perbatasan Kabupaten Jember ini menjadi banyak lubang serta sliding.
Sehingga, pihak UPT Pembantu PUTR Probolinggo di Lumajang, melakukan perbaikan tambal sulam. Akibatnya, jalan tidak lagi mulus.
Ditambah lagi adanya kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Lumajang, bahwa mulai hari, Kamis (9/3/2023) lalu, kendaraan dengan lebar lebih dari 2,2 meter dilarang melintasi Jalur Lintas Timur (JLT). Mau tidak mau, beberapa kendaraan yang masuk kategori tersebut, seperti Bus, Fuso, Tronton, Trailer, Kontainer dan kendaraan sejenis, akhirnya harus melalui jalan provinsi yang melalui kota.
Ini Menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi UPT Pembantu PUTR Probolinggo di Lumajang tentunya.
Para pengendara lain pun juga mulai resah, karena jalan provinsi yang melalui kota Lumajang tersebut sangat ramai di saat jam kerja serta ketika para orang tua yang mengantarkan anak anaknya ke sekolah.
Selain itu, jalan yang mulus itu, juga tidak akan bertahan lama. Bahkan rupanya sudah mulai ada yang mengelupas. Namun pihak UPT Pembantu PUTR Probolinggo di Lumajang ini langsung sigap melakukan perbaikan tambal sulam.
Berbicara terkait banyaknya tambal sulam jalan jalan di Lumajang, tentunya semua para pengendara pasti tahu, apa penyebabnya.
Saat penulis duduk santai di warung kopi di wilayah kota, rupanya para penikmat kopi tersebut membicarakan terkait jalan wilayah kota yang ramai dengan kendaraan besar dan panjang, yang rodanya 16 sampai 24 ini.
Dalam obrolan nya, mereka menyebut, kalau jalan wilayah kota bakalan tidak bertahan lama. “Wah! Kalau seperti ini, jalan ini tidak akan bertahan lama”, ucapnya sambil menyeruput kopinya.
Penikmat kopi lainya menimpali. “Yang penting sama hati hati pak…, Biar selamat,” timpalnya.
Kalau penulis sendiri disini pinginnya, jalan tersebut segera dilakukan peningkatan jalan, bukan hanya perbaikan tambal sulam saja, agar para pengendara tidak sakit pinggang dan sakit perut setelah melewati jalan tersebut.
Kalau dibilang suka tantangan, saya akui. Namun ini berbeda, sangat membuat perut mules, dan pinggang rasanya mau copot. Hahaha….