SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam sedekah oksigen dengan menanam pohon, khususnya mangrove. Gerakan tanam mangrove ini telah berjalan lama di sejumlah pesisir Jatim.
Ajakan ini disampaikan saat menghadiri kegiatan Pemulihan Ekosistem oleh Masyarakat Kehutanan Jatim di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (26/07). Adhy menekankan pentingnya ekosistem mangrove karena kemampuannya menyerap karbon lima kali lebih besar dibandingkan hutan daratan. Selain itu, Jatim memiliki potensi mangrove terbesar di Pulau Jawa.
“Melalui forum ini saya mengajak seluruh masyarakat agar aktivitas menanam pohon dan merawatnya bisa menjadi kebiasaan yang pada akhirnya berkembang menjadi budaya,” kata Adhy.
Kebiasaan menanam pohon ini, lanjut Adhy, telah dimulai sejak era Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, melalui gerakan sedekah oksigen. Data dari Dinas Kehutanan Provinsi Jatim mencatat sejak tahun 2020 hingga Desember 2023, penanaman mangrove di pesisir Jatim seluas 2.015,08 hektare atau sejumlah 7.108.447 batang bibit mangrove telah dilaksanakan melalui dana APBD, APBN, dan dukungan berbagai pihak lainnya.
“Sedekah oksigen ini sudah kita lakukan keliling Jawa Timur. Harapannya, masyarakat menjadi familiar dengan kebiasaan menanam pohon dan pelaksanaannya bisa dilakukan kapanpun,” jelas Adhy.
Adhy juga menekankan komitmen melestarikan lingkungan yang sejalan dengan visi RPJPD Jatim 2025-2045 yaitu berakhlak, maju berdaya saing global, berkelanjutan, dan sejahtera. “Kita terus berupaya agar emisi gas buang dan emisi gas rumah kaca dikurangi menuju net zero emission,” ujarnya.
Untuk mewujudkan visi net zero emission, Pj. Gubernur Adhy mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk aktivis, organisasi lingkungan, dan LSM, untuk bersama-sama melestarikan alam. “Kita perlu berkolaborasi dan bersinergi agar pemulihan ekosistem di Jawa Timur lebih mudah dan cepat dilakukan,” katanya.
Kepala Dinas Kehutanan Jatim, Jumadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan aksi mitigasi perubahan iklim untuk mendukung pencapaian target Indonesia’s Folu Net Sink 2030 serta upaya membangun sinergi dan kolaborasi multipihak masyarakat kehutanan Jawa Timur. Jumadi menyebutkan bahwa peserta kegiatan ini sebanyak 1.500 orang, termasuk pelaku usaha bidang kehutanan maupun non-kehutanan, akademisi, LSM/NGO, serta kelompok masyarakat yang peduli terhadap pemulihan ekosistem di Jatim.
Pada tahun 2024, bantuan bibit pohon kepada masyarakat kelompok tani hutan, yang sedang dalam proses dan akan dilaksanakan penanaman baik di darat maupun kawasan mangrove, sejumlah 3.325.898 batang.
Ketua Umum PP Muslimat NU sekaligus Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, juga mengajak masyarakat untuk aktif menanam mangrove dalam peringatan Hari Mangrove Sedunia pada 26 Juli 2024. “Hari ini peringatan Hari Mangrove se-Dunia. Ayo bersama menanam dan melestarikan mangrove sebagai sedekah oksigen. Ini juga bagian dari rehabilitasi ekosistem mangrove kita,” kata Khofifah.
Khofifah menambahkan bahwa penggalakan tanam mangrove harus terus dilaksanakan mengingat fungsi mangrove sebagai cadangan karbon dunia. “Tanaman mangrove mampu menyimpan karbon lima kali lebih banyak dari hutan terestrial dan menyerap 20 kali lebih besar emisi CO2 dari hutan tropis,” terang Khofifah.
Pada kesempatan ini, dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemprov Jawa Timur dengan Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (Arupa) serta Perjanjian Kerjasama Dinas Kehutanan Jatim dengan MUI Jawa Timur. Pj. Gubernur Adhy juga menyerahkan penghargaan kepada lima kepala daerah atas dukungan mereka dalam sinergi dan kolaborasi di bidang kehutanan: Kabupaten Sumenep, Blitar, Malang, Pamekasan, dan Nganjuk.