CIANJUR, RadarBangsa.co.id – Ribuan warga Muhammadiyah melaksanakan sholat Idul Adha 1444 Hijiriah di 19 (sembilan belas) kecamatan sekabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat. Rabu (28/6/2023). Seluruh warga Muhammadiyah diseluruh Indonesia serentak merayakann Idul Adha yang jatuh pada 10 Zulhijjah 1444 Hijriyah dan atau bertempat di lapangan maupun masjid-masjid muhammadiyah itu sendiri. Rabu (28/6/2023).
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cianjur melalui ustadz Heru Chaerudin Hamid. M. Pd kepada Jurnalis RadarBangsa.co.id menyampaikan; “Sholat Idul Adha dimulai pada pukul 06:30 wib, dengan khatib dari kader, dai, dan ulama tarjih persyarikatan muhammadiyah Cianjur itu sendiri.
Informasi yang telah berhasil dihimpun dari pimpinan-pimpinan persyarikatan muhammadiyah 19 (sembilan belas) cabang sekabupaten Cianjur menginformasikan; 1. Komplek Islamic Center Aisiyah Cianjur khairul Huda dan komplek kampus hijau/perguruan muhammadiyah Islamic Kreatif (IK) Cianjur sekitar 2.000 jemaah dengan khatib ustadz Didi Suchrowardi. 2. Darul Arqom Sukaluyu sekitar 600 jemaah 3. PCM Haurwangi sekitar 400 jemaah 4. PCM Cipanas sekitar 1.500 jemaah 5. PCM Pacet sekitar 500 jemaah 6. PRM BGO sekitar 200 jemaah 7. PRM MI AD Cipanas sekitar 200 jemaah 8. PCM Cianjur Selatan pasir kuda khatib ustad AE Nasution, sekitar 160 jemaah, 9. PCM Cidaun dan lainnya belum menyampaikan laporannya.
Selanjutnya ustad Heru juga menyampailan, dalam khutbah para dai atau ulama-ulama tarjih muhammadiyah mengajak agar umat muslim agar Idul Adha 1444 hijiriah menjadi renungan untuk menanam, memupuk, memelihara serta mengekalkan nilai-nilai dan hikmah qurban dalam kehidupan sehari-hari.
“Selain itu para dai atau ulama-ulama tarjih muhammadiyah yang turun kebawah (TURBA) secara langsung, baik di daerah, cabang dan ranting menyampaikan bahwa umat mulsim harus mencontoh pengorbanan Nabi Ibrahim AS, tauladan Siti Hajar yang mengorbankan anaknya, serta Ismail yang rela menjadi qurban untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Mereka juga mengajak kepada masyarakat untuk kembali kepada nilai-nilai dan hikmah berqurban dalam kehidupan sehari-hari tanpa melihat profesi ataupun posisi.
“Saat ini pengorbanan yang kita lakukan tidak perlu menyembelih anak sendiri, akan tetapi berkurbanlah dengan menyembelih seekor kambing (domba) untuk seorang atau seekor sapi dan kerbau untuk tujuh orang. Jika setiap hari menabung Rp 7 ribu maka tahun akan datang Insya Allah akan menjadi peserta kurban,” ajaknya.
Hikmah terbesar dari ibadah qurban yakni bagaimana kerelaan hati untuk memberikan sesuatu yang kita sayangi untuk Allah SWT. Inilah hakikat dari pengorbanan itu di mana setiap kita punya peranan untuk menyumbangkan tenaga dan segenap usaha demi memperjuangkan Islam dan umat Islam serta kejayaan agama Allah masa kini dan akan datang,” terang ustad Heru
“Selain menyelenggarakan sholat Idul Adha, juga melakukan pemotongan hewan qurban. Jumlah hewan kurban yang dipotong pada idul adha tahun 1444 hijriyah ini di setiap cabang dan ranting muhammadiyah itu sangat berpariasi baik dari segi jumlah, maupun dari jenis hewan qurbannya, berdasarkan kemampuan para jemaah pelaku qurban.
Mengakhiri penjelasannya ustadz Heru menghimbau warga persyarikatan muhammadiyah serta simpatisannya untuk bersama-sama berjamaah, ukhuwah yang kuat, “Walaupun kita berbeda pendapat tetap bersatu sebagai aset dan kekuatan menuju bangsa yang berkemajuan,” pungkasnya.