KOTA MOJOKERTO, RadarBangsa.co.id – Nahdlatul Ulama (NU) merayakan usianya yang ke-101 pada tanggal 28 Januari 2024, dan tentu saja, perayaan ini tak terlepas dari salah satu organisasi di bawah naungannya, yaitu Barisan Serbaguna NU (Banser).
Di Kota Mojokerto, terdapat seorang anggota Banser yang menjadi teladan dalam semangat toleransi dan jiwa kemanusiaannya. Riyanto, pemuda kelahiran Kediri pada 19 Oktober 1975, gugur saat membantu menjaga keamanan di Gereja Eben Haezer Kota Mojokerto ketika terjadi ledakan bom.
Pada 24 Desember 2000, bertepatan dengan hari ke-28 bulan Ramadan, Riyanto meninggalkan keluarganya untuk bergabung dengan sejumlah anggota Banser lainnya dalam menjaga Gereja Eben Haezer Mojokerto. Meskipun melewatkan buka puasa bersama keluarga, ia memilih untuk menjaga gereja dan bahkan merencanakan beriktikaf di masjid setelah tugasnya selesai.
Penjabat (Pj.) Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro, mengapresiasi sikap Riyanto yang menekankan toleransi dan semangat rela berkorban. “Semangat yang dibawa Riyanto inilah yang harus kita gelorakan di masa saat ini, demi mewujudkan Mojokerto yang guyup rukun dan damai,” ujar Ali Kuncoro pada Sabtu (27/1/2024).
Sosok Riyanto digambarkan oleh Ketua GP Ansor Kota Mojokerto, Ahmad Saifulloh, sebagai pemuda yang pendiam, tekun, dan telaten. “Almarhum Riyanto itu pribadi yang pendiam, tidak banyak tingkah. Sebagai anggota Banser, ia adalah sosok yang taat dan patuh pada pimpinan, lugas serta setia dalam menjalankan tugas. Memiliki solidaritas tinggi kepada sesama anggota Banser,” kata Ahmad Saifulloh.
Perayaan Harlah NU ke-101, dengan tema “Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan,” akan diadakan di Yogyakarta pada tanggal 29 hingga 31 Januari 2024.
Sebuah momen penting untuk merenung dan memacu semangat organisasi dalam meneruskan perjuangan serta memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan toleransi yang telah ditanamkan oleh para anggota Banser, termasuk sosok seperti Riyanto, dalam memelihara keamanan dan kemanusiaan.