CIDAUN-CIANJUR, RadarBangsa.co.id – Semangat kemerdekaan harus terus dikobarkan untuk mewujudkan masyarakat kecamatan Cidaun yang sehat. Memupuk optimisme untuk bisa bertahan dan bangkit kembali menuju kecamatan tangguh, kecamatan tumbuh, merdeka dari COVID-19.
Satgas Covid-19 Cidaun Ade Nurjani. MSi kepada jurnalis RadarBagsa.co.id di ruangan kerjanya puskesmas Cidaun, rabu (18/08/2021) menceritakan, “Informasi tentang covid-19 di Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat telah terjadi penemuan kasus penurunan terkomfirmasi positif covid-19.
Peningkatan yang sangat tinggi terjadi di bulan juni 2021 kemaren, sehingga dalam satu bulan itu yang terkomfirmasi positif sebanyak 83 orang, meninggal 27 orang. Di bulan juli 2021 masih tinggi dan terkomfirmasi positif sebanyak 67 orang.
Alhamdulillah pada bulan agustus 2021 ini, “telah terjadi penemuan kasus penurunan terkomfirmasi positif covid-19 dan sampai saat ini yang terkomfirmasi positif covid-19 dan masih isolasi mandiri (ISOMAN) sebanyak 7 orang”. Hari ini ada yang dirawat 1 orang di ruang persalinan.
Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terhadap penanggulangan Covid-19 dari tingkat terkomfirmasi positif Covid-19 berhasil menurunkan.
Untuk kegiatan vaksinasi terhadap masyarakat di kecamatan Cidaun ini berdasarkan sumber logistik. Ada sumber logistik itu dari dinas kesehatan, ada dari instansi lain seperti polri, dan ada dari lembaga swadaya.
Tingkat keberhasilan vaksinasi sampai saat ini dari 8 desa yang di tangani satgas covid-19 puskesmas Cidaun dengan sasaran usia 18 sampai lansia sebanyak 3.400 dosis pertama, dan pada dosis ke dua itu 1.094 dosis.
Sedangkan jadwal kegiatan vaksinasi selama ini, kita menunggu logistik. Jika ada logistik, baru kita menentukan desa sasaran.
“Sekarang stok vaksin masih ada, dan kebetulan sedang melakukan vaksinasi di desa Karyabakti. Jika kita lagi kehabisan logistik, kita kembali mengajukan permohonan.
Saran dari pihak nakes; “kepada masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan (prokes), karena virus itu tidak bisa di obati, hanya bisa dilawan dengan imunitas. Prokes dijaga, pola hidup sehatnya dijaga, makan teratur.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan vaksinasi; pertama, tingkat pemahaman masyarakat terhadap vaksinasi itu masih ada perasaan takut.
“Pihak kesehatan tidak akan memberikan vaksin kepada mereka yang memiliki resiko.
“Kepada masyarakat kami himbaukan, silahkan datang ke tempat vaksinasi itu dan kami akan melakukan skrining (pemeriksaan) terlebih dahulu.
“Jika layak untuk divaksin baru kita vaksin. Kalau hasil skriningnya tidak layak di vaksin, ya tentu saja tidak di vaksin, kami juga tidak ingin beresiko, kami berhak untuk melindungi masyarakat yang tidak sehat dan juga yang sehat.
Terakhir Kang Zanni mengatakan, “Kesehatan diri dan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan pakai sabun terus ditingkatkan dalam setiap tatanan kehidupan sebagai perlindungan pertama dari keterpaparan COVID-19”. Imbuhnya.
(AE Nasution).