SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memberikan penghargaan kepada 590 pendonor darah sukarela dari 38 kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur yang telah melakukan donor darah melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim sebanyak 75 kali hingga tahun 2024. Penghargaan tersebut diserahkan dalam bentuk piagam dan lencana di Gedung Negara Grahadi Surabaya kepada sepuluh perwakilan pendonor.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Adhy menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para pendonor darah sukarela. Ia menyatakan bahwa keikhlasan mereka dalam mendonorkan darah merupakan wujud nyata solidaritas dan kepedulian terhadap sesama, yang mampu menyelamatkan banyak nyawa di Jawa Timur. “Atas nama masyarakat dan jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pendonor darah. Anda semua adalah aset yang luar biasa,” ujarnya.
Adhy menambahkan bahwa berkat kebiasaan rutin para pendonor, stok darah di Jawa Timur saat ini tidak pernah kekurangan, bahkan terkadang melebihi kebutuhan. “Ini artinya masyarakat Jatim sangat antusias menjadi pendonor darah. Jika kesempatan dibuka, jumlahnya bisa semakin besar,” jelasnya.
Meskipun stok darah saat ini stabil, Pj. Gubernur Adhy menekankan perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah, khususnya di kalangan generasi muda. Ia berkomitmen untuk mendukung PMI Jatim dalam usaha meningkatkan jumlah pendonor darah sukarela. “Saat ini, jumlah pendonor darah sukarela di Jatim mencapai 180.000 orang, yang masing-masing dapat menghasilkan dua kantong darah,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa PMI Pusat menargetkan kebutuhan kantong darah dua persen dari total populasi, yang berarti Indonesia membutuhkan sekitar 740.000 kantong darah.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya donor darah, Pj. Gubernur Adhy menyatakan bahwa mereka akan melaksanakan sosialisasi di kalangan pelajar SMA/SMK. “Harapannya, generasi muda bisa mengambil bagian dalam kegiatan ini dan meneruskan semangat mendonor darah,” tambahnya.
Pj. Gubernur juga mengharapkan dukungan dari pemerintah di tingkat kabupaten/kota untuk mendorong setiap rumah sakit memiliki bank darah masing-masing. “Darah tidak bisa disimpan sembarangan, sehingga penting bagi setiap rumah sakit untuk memiliki tempat penyimpanan dan pengelolaan darah yang baik,” tuturnya. Cukupnya ketersediaan darah, menurutnya, juga berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu dan bayi, di mana salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan.
“Saya mengajak masyarakat untuk menjadi pendonor darah. Saya sendiri telah mendonor secara rutin dan merasakan manfaat positif bagi kesehatan,” ujar Pj. Gubernur Adhy. Ia menjelaskan bahwa donor darah tidak hanya bermanfaat untuk orang lain, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan pendonor. “Ketika darah saya telah diganti, saya merasa lebih sehat dan lebih muda,” imbuhnya.
Selain memberikan manfaat kesehatan, Adhy juga menekankan bahwa donor darah adalah amal baik untuk kemanusiaan. Ia berharap agar penghargaan ini bisa menjadi motivasi lebih bagi pendonor darah sukarela dan mendorong sektor farmasi serta kedokteran untuk turut memberikan penghargaan bagi mereka.
Sementara itu, Ketua PMI Jatim H. Imam Utomo mengungkapkan kebanggaannya bahwa Jawa Timur selalu terdepan dalam menjaga stok darah dibandingkan dengan provinsi lain. “Target produksi darah tahun 2024 adalah 744.000 kantong, namun realisasinya mencapai 1.284.889 kantong, melebihi target dengan presentase 2,79%,” katanya. Ia berharap jumlah pendonor darah sukarela dapat terus ditingkatkan melalui sosialisasi yang masif kepada pelajar melalui program Palang Merah Remaja (PMR), sehingga generasi muda bisa melanjutkan tradisi mulia ini.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin