SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Masjid Nasional Al Akbar Surabaya kembali menggelar kajian tafsir Al Jailani pada Jumat malam (11/1/2025). Kali ini, kajian tersebut membahas Surat Al-Baqarah Ayat 74 dengan menghadirkan langsung ulama besar, Syaikh Assayyid Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al Jailani. Beliau adalah pengkaji tafsir Al Jailani yang berhasil mentahqiq (memverifikasi) kitab tersebut setelah tersimpan di perpustakaan Vatikan selama 800 tahun. Syaikh Fadhil menemukan komplit 30 juz manuskrip tafsir ini, yang kemudian diteliti dan dikaji selama tiga dekade. Saat ini, tafsir tersebut telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Syaikh Fadhil Al Jailani, ulama asal Istanbul, Turki, sengaja didatangkan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS), Khofifah Indar Parawansa, yang saat itu sedang muhibah di Indonesia. Tujuan utama kedatangan beliau adalah agar masyarakat Jawa Timur bisa memperoleh ilmu langsung dari cicit Syaikh Abdul Qadir Al Jailani.
Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru Jawa Timur antusias mengikuti pengajian ini. Selain itu, siaran langsung melalui kanal digital Masjid Nasional Al Akbar juga diikuti oleh lebih dari dua juta orang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam pengajian tersebut, Syaikh Fadhil membuka penjelasannya dengan membahas tafsir Jailani, khususnya Surat Al-Baqarah Ayat 74. Ia menjelaskan bahwa sifat keras hati Bani Israil membuat mereka menutup diri terhadap hidayah Allah. “Kerasnya hati Bani Israil lebih ditekankan pada kesombongan yang menjadikan hati mereka keras dan membatu,” jelasnya. Beliau menambahkan bahwa hati yang lentur adalah hati yang takut kepada Allah dan mudah menerima hidayah.
Syaikh Fadhil juga memberikan contoh bahwa meskipun batu dapat melunak dengan tetesan air yang terus-menerus, hati Bani Israil tetap keras, meski telah mendapatkan wahyu dan nasihat dari para nabi Allah. “Hatinya Bani Israil tidak bisa lentur meskipun sudah dialiri ilmu dari lisan nabi-nabi Allah,” imbuhnya.
Ketua Dewan Pembina MAS, Khofifah Indar Parawansa, menjelaskan bahwa kajian tafsir bersama Syaikh Fadhil ini telah berlangsung sebanyak 12 kali. Kajian ini menjadi momen berharga untuk mendalami tafsir Al-Qur’an dan memperkaya ilmu agama masyarakat, terutama di Jawa Timur. “Kajian ini sudah memasuki sesi ke-12. Sejak awal, kami meminta Syaikh Fadhil untuk memulai dari Surat Al-Fatihah, dan hari ini baru sampai Surat Al-Baqarah Ayat 74,” kata Khofifah.
Khofifah juga menyoroti antusiasme jamaah yang tidak hanya datang langsung ke Masjid Nasional Al Akbar, tetapi juga mengikuti secara online. Ia berharap melalui kajian ini, masyarakat dapat mendapatkan penguatan keilmuan dan keberkahan dari ilmu yang diperoleh.
Selain itu, Khofifah menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang mengidolakan Syekh Abdul Qadir Jailani, termasuk meneladani perilaku beliau yang terkenal memberi makan gratis dua kali sehari kepada fakir miskin dan dhuafa. Teladan ini, menurut Khofifah, menjadi inspirasi bagi program Makan Bergizi Gratis yang digagas oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.
“Program Makan Bergizi Gratis yang digagas Pak Presiden Prabowo ternyata salah satu referensinya adalah apa yang dilakukan Syekh Abdul Qadir Jailani. Hal ini beliau sampaikan dalam pertemuan dengan kami sebelum dilantik,” ujar Khofifah.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin