KOTA BATU, RadarBangsa.co.id – Bersamaan dengan hari jadi kota Batu Ke-18 tahun yang jatuh pada tanggal 17 Oktober 2019, yang lalu, dan dirayakan dengan berbagai rangkaian acara yang dikonsep oleh panitia besar Pemkot Batu selama satu bulan sebelumnya. Tetapi semua rangkaian peringatan itu, menurut Slamet Hendro Kusumo ( Henkus) Senin,(28/10/2019) sapaan akrabnya, selaku seniman dan budayawan bidang seni lukis, sekaligus pelaku sejarah berdirinya kota Batu pada era 1999 silam.
Henkus,menkritisi pada peringatan kota Batu ini, tidak hanya sekedar merayakan saja, tetapi yang patut direnungkan dan diapresiasikan adalah,makna dan manfaat kota Batu pada masyarakatnya. Menyikapi hal ini,”ucap,Henkus sekaligus sebagai perumus terbentuknya kota Batu, menilai bahwa, pembentukan pemerintahan ini memang sudah berjalan, tetapi kalau berbicara pada masa lalu itu sangat futuristik,”terangnya.
Dengan peringatan kota Batu ini, tidak hanya sekedar perayaanyl, tetapi yang patut direnungkan dan diapresiasikan adalah makna dan manfaat kota Batu pada masayarakatnya. Menyikapi hal ini, menurut Henkus sekaligus sebagai perumus terbentuknya kota Batu, menilai bahwa, pembentukan pemerintahan ini memang sudah berjalan, tetapi kalau berbicara pada masa lalu itu sangat futuristik,”ucapnya.
Karena menyikapi hal ini, jika kembali pada saat itu, masyarakat sudah bertindak untuk melakukan program kerja mulai dari RT, RW, masyarakat sudah melakukan upaya untuk memajukan wilayahnya. Namun ketika kota Batu sudah terbentuk, sudah ada kemajuan yang lumayan. Biarpun banyak hambatan maupun muncul persoalan, bahkan menabrak rambu-rambu yang seharusnya tidak dilakukan. Tetapi hal ini sangat menarik, karena seorang kepala daerah harus berani mengambil resiko, ketika ingin memajukan pada wilayah yang ia pimpin.
Hal tersebut masih ditambah lagi masalah ASN, maupun dinas terkait,atau yang lainya, berjalan kurang sempurna atau tidak kompak,ada kesan terkotak-kotak pada dinas-dinas yang ada, hal tersebut akan beresiko pada program kerja kurang maksimal, berimbas pelayanan pada masyarakat kurang maksimal, hal ini harus dilakukan evaluasi yang pas,”urai Henkus.
Berkacamata dari tagline Walikota Batu, pada beberapa bulan ini yang sudah trending di semua medsos terpampang, Desa Berdaya Kota Berjaya, tetapi tagline tersebut masih belum ada kendaraan dan sandaranya yang jelas, karena persoalan ini bisa mengganggu implementasi. Menurut,Henkus, setiap walikota menyampaikan salam tagline,
belum ada gresroud yang jelas, simpelnya, apakah Satuan Perangkat Daerah (SOPD) nya tidak mau menterjemahkan atau memang kurang mengapresiasikan tagline itu. Jika hal ini belum bisa di pahami, maka harusnya melakukan kordinasi membentuk panitia ad hoc”papar Henkus pada Radar Bangsa.
Jika hal itu, sudah dilakukan bersama lembaga atau panitia ad hoc, maka sandaran tagline walikota, Desa Berdaya Kota Berjaya akan bisa terealisasi untuk mengapresiasikan program kerja walikota bisa terwujud dengan maksimal, biar tumbuh dan muncul filosofi yang selalu disampaikan oleh walikota setiap pada sambutan-sambutan,”tambah Henkus.
Ditambahkan lagi, terkait pelayanan infrastruktur sudah ada kemajuan biarpun masih belum maksimal. Tapi hanya pembangunan itu masih terpusat pada perkotaan dan belum merata sampai perdesaan. Karena hal itu ada kaitanya dengan masalah tagline Desa Berdaya Kota Berjaya, yang belum jelas sandaranya,”papar Henkus.
Dan masyarakat Batu, kala itu banyak melakukan ide gerakan primodial, mendirikan kelompok pada tengah masyarakat yang kelompok yang beusaha mencintai kearifan lokal,” ungkap Henkus. Ditambahkan oleh Henkus, karena menariknya Batu dahulu dari udaranya, nuansa desanya, dan Batu dulu arahnya bukan kota metropolis juga bukan diciptakan jadi masyarakat jasa, tapi batu yang bisa dijual dulu adalah udara dan pemandanganya,”beber dia.
Tetapi, sesuai pantauan dari pemerhati sekali pelaku sejarah terbentuknya kota Batu, pada saat ini kota Batu menonjol pada kekuatan ekonomi masih dipegang oleh kapital tinggi. Akhirnya dampak masyarakat Batu asli, kurang mendapatkan kesempatan untuk tampil di kotanya sendiri. Dan hal ini ada dampak pada tata ruang kota, yang benar-benar harus dikaji sedetil mungkin, masalah dampak-dampaknya sosialnya.
Maka untuk menyikapi, persoalan-persoalan di kota Batu serta dinamika saat ini, untuk mengacu pada filosofi, yang mengarah pada tehnis yang ditunjuk oleh walikota Batu Dewanti Rumpoko, untuk melakukan kajian terkait visi misi walikota Desa Berdaya Kota Berjaya, yang harus bisa di apresiasikan maupun dilakukan program kerjanya oleh semua Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) se kota Batu. Akhirnya tagline walikota Desa Berdaya Kota Berjaya akan lebih bisa berjalan dan ada sandaranya, serta semua SOPD bisa memahami dan melakukan langkah kongkrit tentang tagline Walikota Batu .