LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Lamongan kembali menjadi perhatian tingkat nasional setelah dua inovasi unggulan daerah ini masuk penilaian lapangan Tim Innovative Government Award (IGA) 2025. Tim penilai melakukan kunjungan langsung ke Mall Pelayanan Publik Desa Keben dan Desa Kemlagi Lor, Kecamatan Turi, pada Selasa (18/11), untuk melihat implementasi dua inovasi yang dinilai efektif mendekatkan pelayanan kepada warga: Sistem Informasi Pembayaran PBB-P2 (Simaya) dan Lamongan Sehat Sejahtera dengan Kunjungan Rumah (Laserku).
Saat menerima tim penilai di Guest House Lamongan, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menegaskan bahwa kedua inovasi tersebut dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan pelayanan publik yang lebih sederhana, cepat, dan adaptif. Menurutnya, transformasi pelayanan harus berorientasi pada pemecahan persoalan harian masyarakat.
“Selain mengutamakan akuntabilitas dan transparansi, inovasi ini juga bertujuan memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran, bisa di mana saja dan kapan saja,” kata Yuhronur.
Ia menambahkan bahwa digitalisasi bukan sebatas tren, tetapi kebutuhan mendasar. “Kami melihat bahwa masyarakat semakin membutuhkan pelayanan yang tidak rumit. Simaya hadir untuk mengurangi antrean, meminimalkan kontak fisik di kantor desa atau kecamatan, sekaligus meningkatkan kepatuhan pajak,” ujarnya.
Simaya adalah platform digital berbasis web yang dikembangkan untuk mengelola administrasi hingga pembayaran PBB-P2 secara daring. Implementasi sistem ini dinilai mengurangi potensi kesalahan administratif dan memperkuat transparansi pada pengelolaan pendapatan daerah.
Sejak diterapkan, realisasi PBB-P2 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Data Pemkab Lamongan mencatat bahwa realisasi PBB-P2 sebesar Rp43 miliar pada 2022 meningkat menjadi Rp49,97 miliar pada 2024. Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga bertambah, termasuk dari sisi partisipasi wajib pajak. Tingkat kepuasan masyarakat naik dari 88,84 persen pada 2022 menjadi 90,07 persen pada 2024.
Yuhronur menilai pencapaian tersebut sebagai indikator kuat bahwa masyarakat merasakan manfaat digitalisasi. “Penerimaan pajak meningkat karena masyarakat merasa prosesnya lebih mudah. Transparansi juga membuat kepercayaan publik semakin baik,” tuturnya.
Selain inovasi digital, Lamongan juga memaparkan keberhasilan inovasi non-digital Laserku. Program ini awalnya hanya berfokus pada layanan kesehatan dengan pola kunjungan rumah bagi kelompok rentan. Dalam perjalanannya, Laserku berkembang menjadi skema layanan terpadu yang menyasar kebutuhan kesehatan, sosial, sekaligus ekonomi masyarakat.
Hingga 2024, Laserku telah menjangkau 5.131 kepala keluarga. Bantuan yang diberikan meliputi 852 paket sembako, bantuan tunai bagi 752 keluarga, pemberdayaan ekonomi untuk 114 keluarga, serta perbaikan rumah tidak layak huni pada 518 keluarga. Program ini juga berkontribusi pada peningkatan angka harapan hidup Lamongan dari 72,40 menjadi 75,07 dan peningkatan indeks kesehatan daerah dari 0,806 menjadi 0,847.
Yuhronur menyebut bahwa keberlanjutan berbagai inovasi daerah ditopang oleh kerja sama banyak pihak. “Setiap inovasi di Lamongan berjalan karena ada dukungan legal, anggaran, sinergi antar-OPD, serta partisipasi masyarakat, akademisi, praktisi, swasta, dan media. Semua bergerak bersama untuk keberlanjutan,” katanya.
Ia menegaskan bahwa seluruh inovasi Lamongan telah diselaraskan dengan RPJMD, serta mendukung prioritas pembangunan pemerintah provinsi dan pusat.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










