SURABAYA, RadarBangsa.co.id — Senator asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, M.E.I., menekankan pentingnya penguatan identitas nasional di tengah arus globalisasi yang kian deras. Pernyataan ini disampaikan dalam webinar internasional bertajuk “Building Strong Character and National Identity Amidst Global Diversity”, yang digelar hasil kolaborasi STAI Taruna Surabaya dan Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ), Arab Saudi. Acara ini merupakan tindak lanjut MoU kedua institusi pada 15 September lalu.
Webinar menghadirkan narasumber lintas negara, termasuk Syaikh Dr. Narudin Al Masry dari Mesir, Assoc. Prof. Dr. H. Nasiri dari Maroko, dan Marhani, M.Pd., Kepala SIJ, dengan Dr. Saiful Anah bertindak sebagai moderator. Namun sorotan peserta tertuju pada pemaparan Ning Lia, sapaan akrab anggota DPD RI yang juga Chairman of Taruna University Foundation.
“Penguatan karakter bukan berarti menolak perubahan, tapi bagaimana kita menyaring nilai asing dengan cerdas agar tetap berpijak pada jati diri bangsa,” tegas Lia.
Dalam paparannya, Lia menekankan urgensi identity reinforcement sebagai fondasi moral dan daya saing bangsa. Menurutnya, tanpa identitas yang kuat, bangsa rentan hanyut oleh budaya luar yang tidak selaras dengan nilai kebangsaan.
“Kita harus adaptif dan inventif, tapi tidak kehilangan akar. Penguatan identitas adalah benteng moral sekaligus daya saing bangsa,” ujarnya.
Tak hanya soal teori, Lia juga menyoroti peran pendidikan berbasis karakter sebagai strategi menghadapi krisis nilai di era digital. Ia mendorong mahasiswa dan pendidik untuk tidak sekadar unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan semangat kebangsaan.
Dr. H. Zuman Malaka, M.Pd.I., M.H., M.Kn, Ketua STAI Taruna Surabaya sekaligus Ketua Umum PERARI, menegaskan webinar ini menjadi tonggak penting dalam memperluas jejaring internasional.
“Kolaborasi dengan Sekolah Indonesia Jeddah adalah bukti komitmen kami membangun generasi muda berkarakter kuat, beridentitas nasional, dan siap bersaing di panggung dunia,” kata Zuman.
Sementara itu, Marhani, M.Pd., Kepala SIJ, menambahkan bahwa kerja sama lintas negara membuka ruang tukar praktik terbaik pendidikan, khususnya dalam penguatan karakter siswa Indonesia di luar negeri.
Webinar ini bukan sekadar forum akademik. Kegiatan ini mewujudkan semangat education for humanity, mencetak manusia utuh: cerdas, berkarakter, dan berjiwa kebangsaan. Dengan perspektif lintas budaya dari Indonesia, Mesir, Maroko, dan Arab Saudi, acara ini menunjukkan bahwa penguatan identitas nasional bukan bentuk penutupan diri, melainkan pondasi kokoh untuk melangkah percaya diri di panggung global.
“Bangsa besar bukan yang paling modern, tapi yang tetap mengenal dirinya di tengah modernitas,” tutup Lia, meninggalkan pesan kuat bagi peserta webinar.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










