SIDOARJO, RadarBangsa.co.id – SD Muhammadiyah 2 Tulangan menyelenggarakan workshop bertema pencegahan perundungan (bullying) yang melibatkan para guru dan karyawan sekolah, pada Sabtu (09/11). Dalam kegiatan ini, pihak sekolah menggandeng Polresta Sidoarjo dengan menghadirkan Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Sidoarjo, Iptu Utun Utami, sebagai narasumber.
Workshop ini bertujuan memberikan edukasi tentang bahaya perundungan serta peran penting Unit PPA dalam menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kepala SD Muhammadiyah 2 Tulangan, Nasruddin, menjelaskan bahwa acara ini penting untuk membahas langkah-langkah pencegahan maraknya kasus bullying, kekerasan, dan pelecehan seksual. Menurutnya, perlindungan terhadap korban harus diutamakan, dan hukum perlu ditegakkan untuk memberikan efek jera kepada pelaku.
“Melalui workshop ini, kami ingin menyadarkan seluruh pihak, termasuk tenaga pendidik, akan pentingnya peran aktif dalam pencegahan kasus bullying dan kekerasan. Dengan edukasi yang tepat, kita bisa melindungi generasi muda dari hal-hal buruk ini,” terang Nasruddin.
Sementara itu, Iptu Utun Utami menekankan keseriusan Polresta Sidoarjo dalam menangani kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak. Ia menjelaskan bahwa partisipasi keluarga dan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kasus serupa.
“Pencegahan harus dilakukan secara komprehensif. Kita tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum; peran serta keluarga dan sekolah sangat krusial,” ungkap Iptu Utun Utami. Ia juga menegaskan pentingnya komitmen bersama dalam memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat, terutama perempuan dan anak.
Dalam pemaparannya, Iptu Utun Utami menjelaskan bahwa Unit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo telah membentuk Ruang Pelayanan Terpadu untuk menangani kasus kekerasan pada perempuan dan anak. “Ruang Pelayanan Terpadu ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk instansi terkait, untuk memastikan perlindungan yang maksimal bagi korban,” tambahnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melaporkan kasus kekerasan atau pelecehan seksual. “Jangan takut melapor kepada polisi. Kami siap memberikan perlindungan dan memastikan kepastian hukum sehingga kasus bisa segera diselesaikan,” lanjutnya. Menurut Iptu Utun Utami, keberanian untuk melapor sangat penting agar tindakan kekerasan bisa dihentikan sejak dini.
Workshop ini mendapatkan respons positif dari para peserta, yang menyadari pentingnya sinergi antara sekolah, keluarga, dan pihak berwenang. Para guru dan karyawan sekolah diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari perundungan.
Di akhir acara, Nasruddin berharap bahwa edukasi semacam ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi semua siswa. “Kami ingin SD Muhammadiyah 2 Tulangan menjadi tempat belajar yang kondusif, di mana setiap anak merasa aman dan terlindungi,” tutupnya.
Penulis : Rino
Editor : Zainul Arifin