SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mendampingi Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM RI Rosan Perkasa Roeslani dalam peresmian fasilitas produksi sigaret kretek tangan (SKT) milik PT. HM Sampoerna Tbk di Jalan Kalirungkut, Surabaya, Jumat (13/12).
Acara peresmian dimulai dengan penekanan tombol sirine oleh Menteri Investasi, didampingi Pj Gubernur Jatim serta Presiden Direktur PT. HM Sampoerna. Peresmian ini juga ditandai dengan penandatanganan prasasti.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami mengucapkan selamat dan sukses kepada PT. HM Sampoerna Tbk atas peresmian fasilitas produksi SKT ini,” ujar Adhy Karyono.
Fasilitas produksi SKT yang diresmikan ini berlokasi di Blitar, Jawa Timur, dan Tegal, Jawa Tengah. Menurut Adhy, peresmian ini merupakan langkah penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di Jawa Timur.
“Momentum ini kami maknai sebagai titik awal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Jawa Timur,” katanya.
Adhy juga memberikan apresiasi kepada PT. HM Sampoerna Tbk atas kontribusinya dalam perekonomian daerah, khususnya sebagai penggerak utama dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Terima kasih kepada PT. HM Sampoerna atas perannya yang strategis dalam perekonomian Jawa Timur,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Adhy memaparkan kinerja ekonomi Jawa Timur hingga triwulan III-2024, yang mencatat pertumbuhan sebesar 4,91% (y-o-y). Jawa Timur berkontribusi sebesar 14,37% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan 25,55% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Jawa.
“Data ini menunjukkan bahwa Jawa Timur masih menjadi lokomotif perekonomian nasional,” ungkapnya.
Adhy menjelaskan bahwa perekonomian Jawa Timur didukung oleh tiga sektor utama: industri pengolahan (30,72%), perdagangan (18,75%), serta pertanian, kehutanan, dan perikanan (11,20%). Selain itu, 14 sektor lainnya menyumbang 39,33% terhadap PDRB Jawa Timur.
Hingga triwulan III-2024, realisasi investasi di Jawa Timur mencapai Rp111,4 triliun, dengan dominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp69,93 triliun.
“Capaian ini menjadi indikator bahwa sektor swasta dalam negeri memiliki kepercayaan tinggi untuk berinvestasi di Jawa Timur,” tambahnya.
Adhy menyoroti kontribusi signifikan industri hasil tembakau terhadap perekonomian Jawa Timur. Industri ini memberikan kontribusi sebesar 22,78% terhadap PDRB industri Jawa Timur, dengan 1.728 unit usaha yang mempekerjakan 287.180 tenaga kerja hingga tahun 2024.
“Industri hasil tembakau di Jawa Timur juga menyumbang sekitar 60% dari total penerimaan cukai nasional,” jelasnya.
Pembangunan fasilitas SKT ini, lanjut Adhy, merupakan komitmen PT. HM Sampoerna untuk memberdayakan tenaga kerja lokal, sekaligus mengurangi angka pengangguran di Jawa Timur.
“Kami yakin dampaknya akan sangat positif terhadap pengurangan angka pengangguran,” tegasnya.
Adhy menjelaskan berbagai inisiatif pemerintah untuk mendukung investasi, termasuk penyediaan lahan, kemudahan perizinan melalui aplikasi JOSS, dan penyediaan data peluang investasi melalui aplikasi Point Jatim.
“Beragam fasilitas telah kami upayakan untuk mempermudah investasi di Jawa Timur,” ucapnya.
Dia juga mengingatkan pentingnya mematuhi regulasi terkait kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan pekerja agar investasi tidak hanya berdampak pada ekonomi tetapi juga pada kelestarian lingkungan.
“Semoga fasilitas ini terus mengutamakan keberlanjutan, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan, sehingga mempercepat kemajuan Jawa Timur,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin