PAPUA, RadarBangsa.co.idDalam 7 hari terakhir, kelompok Kriminal Besenjata (KKB) selalu memberi ketakutan dan ancaman terhadap masayarakat di Kabupaten Puncak, Papua. Atas ancaman tersebut korban jiwa dan korban materiil tak terhindarkan, bahkan sebagian masyarakat memilih meninggalkan Puncak dan mengamankan diri ke Kota Timika.
Atas kegaduhan yang terjadi, salah seorang tokoh West Papua National Authority (WPNA) wilayah Domberai, Markus Yenu dalam tanggapannya mengatakan ketidak sepahamannya dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh KKB.
“Dari diri saya sendiri, tentu saya tidak sependapat dengan aksi yang dilakukan oleh KKB. Dari kabar yang beredar lewat hubungan keluarga dari Puncak, ada banyak kesalah pahaman yang terjadi. Tentu ini menyakitkan sebab korban sudah terlanjur berjatuhan,”
Menurut Yenu, KKB bertindak sangat ceroboh dan tidak dalam pertimbangan yang cukup matang, Meski pihaknya mengklaim jika korban yang telah dibunuh adalah bagian dari mata-mata aparat keamanan, namun tindakan semacam itu justru Sangat merugikan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Yenu sebab dirinya merasa tindakan keji dari KKB akan meruntuhkan perjuangan yang sedang ia bangun. Dikatakan jika Markus Yenu adalah aktivis yang juga memperjuangan nama ‘Papua’ lewat jalur kemanusiaan.
“Kami sadar jika pertumpahan darah tidak akan memberikan kebebasan, kalaupun bebas kita sudah kehilangan anggota keluarga sendiri akibat dari penembakan-penembakan yang terjadi.,”
Diketahui sebelumnya bahwa kelompok KKB telah melakukan pembunuhan terhadap dua orang guru pada tanggal 8 dan 9 April. Kemudian pada tanggal 11 KKB membakar sebuah helikopter milik PT. Ersa Eastern Aviation, pada tanggal 14 April KKB menembak mati tukang ojek, dan kisah pilu terjadi pada 15 April dimana KKB kembali lagi menembak mati salah seorang siswa SMA dan disiksa hingga jasadnya ditemukan mengenaskan.
(Oki,Agus)