SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Potensi penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke kawasan Eropa, khususnya Rumania, terbuka semakin lebar. Namun, peluang itu hanya dapat dimanfaatkan jika pekerja asal Indonesia memiliki keterampilan teknis yang memadai. Hal ini menjadi fokus perhatian anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Lia Istifhama, yang tengah melakukan kunjungan kerja bersama Komite III DPD RI ke Rumania.
Dalam kunjungan yang juga bertujuan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara Eropa Timur tersebut, Lia mengungkapkan pentingnya peningkatan kualitas SDM Indonesia agar dapat bersaing di pasar kerja internasional. Salah satu sektor yang saat ini tengah membutuhkan tenaga kerja adalah industri pengelasan atau welding.
“Kebutuhan tenaga welder di Rumania sangat besar. Ini peluang nyata bagi tenaga kerja Indonesia, khususnya yang memiliki sertifikasi dan keahlian teknis,” ujar Lia, yang akrab disapa Ning Lia, di sela kunjungan di Bucharest, Rumania.
Kunjungan ini sekaligus menjadi momentum untuk menyuarakan pentingnya penyelarasan antara pelatihan vokasional di dalam negeri dengan kebutuhan kerja global. Lia menekankan, pengiriman PMI tidak cukup hanya sekadar membuka jalur keluar negeri, tapi harus disertai kesiapan kompetensi yang sesuai dengan permintaan pasar.
“Peluang kerja ke luar negeri harus dibarengi dengan peningkatan skill. Dengan begitu, PMI kita tidak hanya menjadi tenaga kasar, tetapi mampu menempati posisi profesional yang menjanjikan secara ekonomi,” tambahnya.
Meski terbuka lebar, penempatan PMI ke Rumania masih menghadapi sejumlah kendala, terutama terkait regulasi serta pendataan pekerja Indonesia yang sudah lebih dulu berada di negara tersebut. Duta Besar RI untuk Rumania, Meidyatama Suryodiningrat, menyebutkan bahwa belum adanya sistem pendataan yang kuat menyulitkan perlindungan terhadap WNI.
“Sering kali ada pekerja Indonesia yang datang secara informal atau tidak melapor ke kedutaan. Misalnya, kami tahu di dekat kantor kedubes ada spa yang mempekerjakan lima orang Indonesia, tapi tidak semua terdata resmi,” terang Meidyatama.
Kondisi ini menyulitkan Kedutaan Besar RI dalam memberikan perlindungan hukum dan sosial bagi WNI di sana. Oleh sebab itu, ia menilai penting adanya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga penyalur tenaga kerja dalam membangun sistem penempatan yang tertib, terpantau, dan aman.
Dalam catatan KBRI, saat ini sudah ada sejumlah PMI yang bekerja di Rumania, mulai dari sektor industri hingga sebagai pekerja mandiri. Namun tanpa mekanisme legal yang kuat, posisi mereka tetap rentan.
Ning Lia menyadari tantangan tersebut dan berharap dorongan yang ia suarakan bisa menjadi pijakan awal untuk membangun model penempatan yang tertib dan berkelanjutan. “Rumania bisa menjadi pintu masuk strategis PMI ke Eropa, asal kita fokus pada pelatihan keterampilan dan sistem pengawasan yang jelas,” ujarnya.
Di tengah upaya reformasi tata kelola PMI, langkah Ning Lia dinilai sejalan dengan aspirasi berbagai daerah pengirim tenaga kerja, termasuk di Jawa Timur, yang selama ini menjadi salah satu kantong utama PMI di Indonesia. Ia berharap pendekatan berbasis keahlian bisa menjadi pola baru penempatan tenaga kerja, tak hanya untuk Rumania, tetapi juga negara-negara Eropa lainnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin