BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id — Anggota DPR RI Komisi VII, Dina Lorenza Audria, menegaskan pentingnya peran perempuan desa dalam memperkuat ekonomi keluarga di era digital. Usai menghadiri sosialisasi program makan bergizi gratis di Gedung Serbaguna Bangorejo, Banyuwangi, Minggu (3/8), Dina melakukan langkah berbeda: blusukan ke rumah-rumah warga, khususnya ibu-ibu pengajian.
Kunjungan dilakukan tanpa seremoni, menyasar langsung para ibu rumah tangga di Desa Bangorejo yang aktif dalam kegiatan keagamaan. Kepada mereka, Dina menyampaikan pentingnya transformasi digital untuk mendorong kemandirian ekonomi dari rumah.
“Ibu-ibu hari ini punya peluang besar. Cukup dengan HP dan jaringan internet, mereka bisa mulai usaha kecil, promosi lewat media sosial, bahkan menjangkau pasar lebih luas,” ujar Dina di hadapan jamaah pengajian.
Menurutnya, era digital seharusnya tidak menjadi penghalang, tapi justru peluang baru, terutama bagi perempuan yang selama ini terbatas pada ruang domestik. Ia menegaskan akan mendorong program pelatihan digital dan kewirausahaan berbasis komunitas desa.
“Saya tidak mau pemberdayaan perempuan hanya jadi slogan. Kita akan fasilitasi pelatihan langsung, sederhana, yang bisa diikuti semua ibu-ibu, mulai dari cara jualan online, foto produk, sampai pengemasan,” tegasnya saat berdialog dengan warga.
Langkah Dina yang menyapa warga dari pintu ke pintu mendapat sambutan hangat. Banyak ibu-ibu yang mengaku baru kali ini merasakan kehadiran wakil rakyat secara langsung, apalagi dengan pendekatan personal dan tanpa formalitas.
“Kami senang sekali Bu Dina mau datang ke rumah kami. Beliau tidak hanya datang untuk acara resmi, tapi juga ngobrol langsung, tanya apa yang kami butuhkan,” kata Siti Rohmah, ibu rumah tangga yang aktif di pengajian desa.
“Biasanya politisi datang saat kampanye saja. Tapi Bu Dina beda. Beliau mengajak kami bangkit, dan itu menyentuh hati,” tambah Nur Azizah, warga lainnya.
Langkah ini dinilai sebagai pendekatan politik yang inklusif dan konkret. Di tengah kesenjangan digital dan terbatasnya akses pelatihan bagi perempuan desa, kunjungan semacam ini dianggap sebagai bentuk keberpihakan nyata.
Dina menyebut, penguatan UMKM skala rumah tangga adalah pilar penting dalam memulihkan ekonomi daerah, terutama pascapandemi. Ia mendorong agar program-program pemerintah pusat tidak hanya berhenti di tingkat kabupaten, tetapi benar-benar menjangkau masyarakat paling bawah.
“Kalau perempuan desa bisa berjualan dari rumah, bisa punya penghasilan sendiri, itu bukan hanya soal ekonomi. Itu soal martabat, soal kesempatan yang setara,” ujarnya.
Ke depan, Dina berkomitmen memperluas jangkauan pelatihan digital untuk kelompok perempuan berbasis komunitas, seperti majelis taklim, pengajian, atau PKK. Ia juga mendorong sinergi lintas kementerian agar program pemberdayaan tidak bersifat sektoral semata.
“Kita perlu revolusi tenang dari desa. Bukan revolusi besar-besaran, tapi perubahan nyata yang dimulai dari ibu-ibu yang melek digital dan percaya diri membangun usahanya,” tutup Dina.
Penulis : Willy Latuheru
Editor : Zainul Arifin