BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Kabupaten Banyuwangi dipercaya menjadi tuan rumah Olimpiade Matematika Gasing Tingkat Nasional (OGN) 2025. Ajang ini diikuti 45 pelajar sekolah dasar dari berbagai daerah di Indonesia yang beradu kemampuan memecahkan soal matematika dengan metode Gasing, sebuah pendekatan belajar cepat, asyik, dan menyenangkan yang diperkenalkan oleh Prof. Yohanes Surya.
Kompetisi berlangsung selama empat hari, mulai 22 hingga 25 September 2025. Para peserta datang dari berbagai penjuru Nusantara, termasuk Jayapura, Bitung, Batanghari, Halmahera Tengah, Bangli, Humbang Hasundutan, Kediri, hingga Bojonegoro. Sebagai tuan rumah, Banyuwangi mengirimkan lima tim terbaik hasil seleksi ketat di tingkat kabupaten.
Prof. Yohanes Surya, pendiri metode Gasing sekaligus pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), menegaskan bahwa Gasing bukan hanya soal berhitung cepat. “Lebih dari sekadar belajar matematika, Gasing adalah gerakan untuk membentuk anak-anak yang percaya diri, logis, disiplin, dan pantang menyerah,” ujarnya.
Menurutnya, melalui olimpiade ini, anak-anak diajak untuk melihat matematika sebagai sahabat, bukan hal yang menakutkan. “Lewat Olimpiade Gasing ini, kita ingin membuktikan bahwa matematika bukanlah momok, melainkan sahabat yang tidak perlu ditakuti,” tegasnya.
Sejak 2023, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama Prof. Yohanes menggagas program “Smart Gasing” untuk mencetak ribuan anak desa yang mahir matematika. Salah satu hasil nyata adalah keberhasilan Felicia Dahayu, pelajar asal Dusun Krajan, Kecamatan Siliragung, yang menorehkan prestasi internasional.
Felicia, siswa SMP Lazuardi Tursina, menjadi bukti nyata efektivitas metode Gasing. Pada 2024, ia meraih medali emas dalam lomba coding internasional di Korea Selatan. Tak hanya itu, Felicia juga pernah bertemu langsung dengan Elon Musk bersama Jose Nerotou dari Papua, dimana keduanya sempat diuji langsung oleh tokoh teknologi dunia tersebut.
“Setelah mengenal Gasing saya jadi cinta matematika. Dulu cara lama membuat saya jenuh, tapi sekarang saya enjoy. Terima kasih Ibu Bupati telah memberikan kesempatan belajar bersama Prof. Yohanes,” kata Felicia yang juga sempat berbagi pengetahuan di Fakultas Teknik Universitas Cendrawasih.
Dalam OGN 2025, peserta menghadapi lima jenis ujian. Pertama, uji kemampuan numerasi dasar. Kedua, uji kreativitas membuat alat peraga inovatif. Ketiga, permainan berhitung sambil bermain yang menekankan aspek menyenangkan. Keempat, integrasi budaya lokal dalam pembelajaran matematika. Terakhir, lomba berhitung cepat untuk melatih kecepatan, ketepatan, dan rasa percaya diri.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menilai olimpiade ini bukan hanya ajang adu kemampuan, tetapi juga sarana inspirasi. “Mereka bisa berkompetisi dengan banyak kontingen dari daerah lain. Semoga bisa saling memotivasi, saling mengenal, dan berbagi pengalaman,” ujarnya.
Ipuk juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas jejaring. “Jangan hanya bertanding, tapi gunakan ajang ini untuk menambah relasi yang nantinya bisa bermanfaat bagi kalian di masa depan,” pesannya.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah daerah, tokoh pendidikan, dan anak-anak bangsa, Banyuwangi berharap Olimpiade Matematika Gasing dapat menjadi pijakan penting dalam membentuk generasi muda yang unggul, percaya diri, dan berdaya saing global.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin