BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi dalam mengelola sampah secara berkelanjutan terus diperkuat. Setelah sebelumnya membangun Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, dan Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, kini pembangunan fasilitas serupa kembali dilakukan di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan, pembangunan ini merupakan bagian dari program Banyuwangi Hijau fase dua, hasil kolaborasi antara korporasi Borealis, Austria, dan Clean Rivers dari Uni Emirat Arab.
“Penanganan sampah ramah lingkungan melalui pembangunan fasilitas ini adalah langkah penting untuk mendukung Banyuwangi Hijau. Terima kasih atas dukungan pemerintah pusat, mitra internasional, serta Project Stop dan Perhutani Selatan yang telah menyediakan lahan,” ujar Ipuk, Rabu (8/10/2025).
Fasilitas TPS 3R Karetan diproyeksikan mampu menampung hingga 160 ton sampah per hari, dengan jangkauan 37 desa di delapan kecamatan sekitar Purwoharjo.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menambahkan, progres pembangunan saat ini sudah memasuki tahap cut and fill atau penyiapan lahan konstruksi. Pekerjaan pondasi, pagar keliling, dan bangunan penyangga tengah dikerjakan.
“Targetnya Juni 2026 sudah selesai, sehingga bulan berikutnya bisa langsung beroperasi,” jelas Yani, sapaan akrabnya.
Selain TPS 3R Karetan, Pemkab Banyuwangi juga akan membangun dua Stasiun Peralihan Antara (SPA) di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, dan Desa Setail, Kecamatan Genteng. Kedua SPA ini masuk dalam fase tiga program Banyuwangi Hijau, dengan dukungan penuh dari Clean Rivers, Uni Emirat Arab. Masing-masing SPA dirancang berkapasitas 50 ton sampah per hari.
Dengan tambahan dua SPA tersebut, kapasitas pengolahan sampah di Banyuwangi bertambah signifikan. “Jika digabungkan, ketiga fasilitas baru ini mampu mengolah hingga 260 ton sampah per hari, melayani sekitar 1,4 juta penduduk Banyuwangi,” ungkap Yani.
Jumlah itu hampir mencakup seluruh populasi Banyuwangi yang mencapai 1,7 juta jiwa. Sisa kebutuhan pengelolaan sampah akan ditopang oleh kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Sungai Watch, Clean Oceans Through Clean Communities (CLOCC) asal Norwegia, dan lembaga lain.
Dengan langkah strategis ini, Banyuwangi berupaya memperkuat citra sebagai daerah yang tidak hanya kaya pariwisata, tetapi juga berkomitmen kuat pada keberlanjutan lingkungan.
“Target kami jelas, seluruh masyarakat Banyuwangi bisa merasakan manfaat pengelolaan sampah yang lebih bersih, efisien, dan ramah lingkungan,” pungkas Yani.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin