PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Ibarat pepatah mengatakan “Banyak Jalan Menuju Roma”, dan prinsip itulah yang dilakukan oleh Calon Kades incumben Heru Supriyanto yang telah memenangkan Pilkades serentak 2019 di Desa Plinggisan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur pada Pilkades serentak 2019.
Calon Kades Heru Supriyanto dengan nomor urut 02 berhasil mencuri hati dan kepercayaan masyarakat Desa Plinggisan yang mana telah meraup sebanyak 1.086 suara, dan lebih unggul sekitar 200 suara dari Cakades nomor 01 Muhamad Soleh yang mana hanya memperoleh sekitar 886 suara.
Tentunya dari hasil perolehan suara yang didapatkan Heru, menunjukkan bahwa tingkat kesadaran warga di Desa Plinggisan sangat menjunjung tinggi nilai demokrasi dan mengesampingkan adanya suatu tendensi yang bersifat kepentingan pribadi ataupun golongan.
Berdasarkan pada DPT yang ada, bahwa Desa Plinggisan sendiri terdapat ada sebanyak 2.268 pemilih. Dan dengan bermodalkan doa serta pendekatan kepada warganya, akhirnya Heru berhasil melanjutkan kepememimpinannya di Desa Plinggisan agar lebih maju dan sejahtera.
“Saya hanya pasrah kepada Alloh SWT, bila saya ditakdirkan insya Alloh masyarakat akan mempercayakan amanahnya kepada kita. Pesta demokrasi yang mana pemenangnya adalah masyarakat, dan kita ingin bahwa tanpa money politik sebetulnya kita mampu”. Ujarnya Heru disela sisa memegang jabatan Kadesnya selama 1 minggu diakhir periode 2019, sambil menunggu proses pelantikan Kades baru 2019-2024 dilakukan.
Diketahui bahwa Cakades Heru mampu mempoposikan diri sebagai Kades terpilih di Desa Plinggisan selama 2 periode berturut, yakni ditahun 2014-2019 dan ditahun 2019 hingga 2024 mendatang.
Mengenai tolak ukur terkait suksesnya sebuah pemerintahan menurut Heru bukan hanya berpangku pada pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana saja, melainkan harus dibarengi dengan pembangunan maindsate serta pendekatan keapada masyarakat secara kontinyu dan memberi manfaat.
“Kita ingin memberitahukan bahwa letak keberhasilan bukan hanya mengacu pada nilai anggaran, akan tetapi harus dibarengi dengan menghidupkan pola budaya gotong royong dan swadaya masyarakat didalam membangun suatu pemerintahan menuju kearah yang lebih baik dan sejahtera”. Tambahnya.
Lebih lanjut, Heru berharap kepada warga millenial dalam hal ini para pemuda pemudi agar dapat menyalurkan minat dan bakatnya untuk bisa menjadi seorang pemimpin tanpa harus memandang kekayaan untuk bisa menjamin suatu kemenangan yang hakiki.
Seperti dalam pedomannya, Heru mengatakan bahwa suatu keseriusan tidak akan menghasilkan suatu pengkhianatan. Yang mana pada dasarnya, suatu keinginan yang diiringi dengan keseriusan tentunya tidak bisa dibeli dengan uang.
“Saya ingin estafet didalam pemerintahan kedepan dipegang oleh masyarakat millenial dalam hal ini para pemuda. Dan perlu diketahui bagi para regenerasi, bahwa politik tanpa uang bisa dijadikan tolak ukur mampu mengalahkan segalanya. Jadi tidak usah mikir modal, melainkan pendekatan sosial penting untuk dilakukan”. Tukasnya. (ank/ek)