LOMBOK TEMGAH, RadarBangsa.co.id – Musium Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Panitia Event Festival Sukarara Begawe Jelo Nyensek yang telah sukses menghadirkan sebanyak 2.023 orang Penenun yang merupakan Side Event Limoff 2023.
Festival Sukarare Begawe Jelo Nyesek berlangsung dari tanggal 30 Juni sampai dengan tanggal 8 juli 2023. Berbagai side event dihadirkan dalam Festival tersebut diantaranya pagelaran Presean selama seminggu sebagai rangkaian pra acara, kemudian dilanjutkan dengan acara bepaosan yaitu membaca hikayat Lontar berbarengan dengan acara Ngendang. Ngendang yaitu suatu tradisi yang sudah punah dan dinhidupkan kembali sebagai warisan budaya orang Sasak. Ngendeng artinya ngendeng api, ngendeng air minum (minta api rokok, atau minta air minum) kepada seorang Dedare (gadis) sambil berkenalan.
Ngendeng sendiri dilakukan di malam hari setiap ada acara begawe (hajatan orang pengantin), dan menghadirkan Terune dan Dedare (laki dan perempuan). Sering terjadi di acara Ngendang ini sebagai tempat perjanjian Terune dan Dedare untuk janjian kapan akan di Larikan (merarik).
Sebagai puncak acara pada tanggal 8 juli 2023 menghadirkan penenun yang berjumlah 2.023 orang dan momentum tahun 2023. Targetnya adalah ingin memecahkan rekor MURI sebelum nya yang di raih oleh tenunan Troso yang berjumlah 1.408 penenun. Dengan kerja keras seluruh panitia Festival Sukarara Begawe Jelo Nyensek akhirnya Rekor MURI di pecahkan.
Penyerahan Piagam Rekor Muri diserahkan langsung oleh Jaya Suprana di Gedung Musium Muri Jakarata pada tanggal 13 Juli 2023. Penyerahan tersebut diterima langsung Kepala dinas pariwisata provinsi NTB Jamaluddin Malady, ST, bersama rombongan diantaranya, Kabid Kelembagaan Mawardi, ST, Ketua panitia Syamsul Bahri, SH., Kepala desa Sukarara H.Saman Budi, S.Ag., dan PLT Sekda Drs H L Aknal Afandi, MM
Jaya Suprana dalam sambutannya mengatakan Kain Tenun sejak dahulu menjadi bagian dari kehidupan warga Indonesia yang memiliki makna serta keunikannya tersendiri.
“Saya ucapkan selamat kepada para Penenun di pulau Lombok, yang masih terus menjaga budaya sehingga Kain Tenun Sukarare nantinya diharapkan terus mendunia” ucap jaya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Malady, ST dalam kesempatannya mengatakan, Turut Bangga atas Penganugrahan prestasi rekor MURI 2.023 Orang penenun di moment Event Festival Sukarara Begawe Jelo Nyensek. Sehingga menjadikan Tenun Sukarara Mendunia, terkenal sampai seluruh dunia,
“Tenun Songket saat ini lagi Tren dan berdampak pada peningkatan nilai jual tenun” ucap mawardi saat ditemui media.
Lebih lanjut Jamal mengatakan begawe nyesek ini merupakan side event Limoff, yang menghadirkan beberapa Desainer Luar Negeri dan ratusan Desainer dalam negeri.
Sementara itu Ketua panitia Syamsul Bahri, SH mengatakan bangga atas penganugerahan dan prestasi atas Raihan Rekor MURI, harapannya Tenun Desa Sukarara semakin Mendunia dan berdampak ekonomi bagi masyarakat, Syamsul Bahri juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh panitia, kepala desa, masyarakat Desa Sukarara dan seluruh pemerintah provinsi NTB juga pemerintah daerah kabupaten lombok Tengah yg terlibat langsung.
Ditempat itu juga Kepala desa Sukarara H.Saman Budi, S.Ag turut mengapresiasi dan berbahagia atas Capaian Rekor MURI. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yg terlibat, mencurahkan segala tenaga dan pikiran demi kelancaran acara.
“Prestasi rekor MURI yang kita capai saat ini atas kerja keras seluruh komponen masyarakat dan pemerintah yang telah mensukseskan event Sukarara begawe jelo nyensek” pungkasnya
Pemerintah kabupaten lombok Tengah yang ikut hadir di wakili oleh PLT Sekda Drs H L Aknal Afandi, MM berharap semoga event Begawe Jelo Nyensek ini menjadi pemicu untuk desa desa lain menciptakan dan membuat event event demi memberikan dampak dan keberlangsungan ekonomi, sosial budaya.