PROBOLINGGO, RadarBangsa.co.id – Kota Probolinggo berduka. Mantan Wali Kota Probolinggo periode 2004–2014, H. Muhammad Buchori, meninggal dunia pada Senin pagi (15/9/2025) di usia 71 tahun. Kabar duka ini segera menyita perhatian publik, mengingat sosok almarhum dikenal luas sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat dan berperan penting dalam pembangunan daerah.
Wali Kota Probolinggo saat ini, dr. Aminuddin, langsung menunda seluruh agenda pemerintahan untuk bertakziah ke rumah duka di Jalan Raya Bromo KM 5. Ia datang bersama jajaran pejabat Pemkot, mulai dari Pj Sekda Rey Suwigtyo, para asisten, staf ahli, hingga camat dan lurah.
“Atas nama pribadi, pemerintah, dan seluruh masyarakat Kota Probolinggo, saya menyampaikan duka cita mendalam. Kita kehilangan sosok yang sangat berjasa dan menjadi teladan,” ujar Aminuddin.
Ia juga mengenang Buchori sebagai figur yang tetap memikirkan pembangunan kota hingga akhir hayatnya. “Bulan lalu saat pertama kali dirawat, beliau masih berbicara dengan saya tentang masa depan Kota Probolinggo. Sampai akhir hidupnya, pikirannya tetap untuk kota ini,” tambahnya dengan nada haru.
H. Muhammad Buchori lahir di Probolinggo, 22 Juni 1954. Ia menjabat sebagai Wali Kota Probolinggo selama dua periode, sebelum kemudian tampuk kepemimpinan berlanjut ke istrinya, Hj. Rukmini, pada periode 2014–2019.
Almarhum meninggalkan empat anak. Salah satunya, Ina Dwi Lestari, saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Probolinggo periode 2025–2030.
Putra sulung almarhum, Indi Eko, menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah daerah atas doa serta perhatian yang diberikan. “Ayah kami wafat setelah menjalani perawatan intensif sekitar 53 hari di RSUD dr. Moch. Saleh. Mohon dimaafkan bila ada kesalahan beliau semasa hidup,” ucapnya.
Jenazah almarhum dikebumikan di TPU Brantas, tak jauh dari lampu merah Pilang. Prosesi pemakaman diiringi ribuan pelayat dari berbagai kalangan. Banyak warga yang hadir mengaku kehilangan sosok pemimpin yang mereka anggap dekat dan peduli.
Nur Purwati (39), warga Kelurahan Pakistaji, menyebut Buchori sebagai figur ayah bagi masyarakat. “Beliau bukan hanya orang tua untuk keluarganya, tapi juga bagi kami warga yang mencintainya. Kami sangat kehilangan,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Penulis : Nanang
Editor : Zainul Arifin