MALANG, RadarBangsa.co.id – Suasana hangat menyelimuti Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, saat Wakil Bupati Malang, Dra. Hj. Lathifah Shohib, meresmikan pembukaan Kampung Cempluk Festival ke-15 Tahun 2025, Senin (6/10) sore. Dengan berjalan kaki bersama warga dan peserta dalam Kirab Budaya Manusuksima, Wabup yang akrab disapa Bu Nyai Lathifah menandai dimulainya festival tahunan yang tahun ini mengusung tema “Gandheng Roso, Tandur Budoyo”.
Dalam sambutannya, Bu Nyai Lathifah menegaskan bahwa festival bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan ruang refleksi untuk menelusuri kembali akar budaya sekaligus menghidupkan nilai gotong royong. “Kampung Cempluk adalah contoh nyata bagaimana tradisi dapat hidup berdampingan dengan kemajuan zaman,” ujarnya.
Ia mengapresiasi masyarakat setempat yang konsisten menjaga harmoni dan menjadikan seni budaya bagian dari kehidupan sehari-hari. Menurutnya, di tengah arus modernisasi, budaya justru menjadi kekuatan pemersatu. “Budaya yang menyatukan, bukan memisahkan. Budaya yang menumbuhkan, bukan melupakan,” tambahnya.
Kirab budaya yang digelar pada pembukaan festival juga dinilai menjadi simbol keragaman dan persatuan. Dari tari-tarian, musik tradisional, hingga atraksi rakyat, setiap penampilan membawa cerita tentang kehidupan, perjuangan, cinta tanah air, hingga rasa syukur kepada Tuhan. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya,” ucap Wabup Malang.
Festival Kampung Cempluk sendiri telah berkembang menjadi ruang kolaborasi antara seni, ekonomi kreatif, dan pariwisata berbasis masyarakat. Wabup menekankan bahwa budaya tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga tatanan yang menguatkan nilai ekonomi, memperkuat rasa memiliki, sekaligus memperkaya karakter masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan apresiasi kepada panitia, relawan, serta generasi muda yang terlibat. “Keterlibatan anak-anak muda membuktikan budaya tidak lekang oleh waktu. Budaya akan terus hidup selama ada generasi yang mau merawat dan meneruskannya,” jelasnya.
Tak hanya itu, Wabup Lathifah juga mengajak seluruh pihak untuk tidak membiarkan budaya hanya hadir setahun sekali di atas panggung festival. Ia menekankan agar budaya benar-benar dihidupi dalam keseharian, baik dalam interaksi sosial, pendidikan, maupun pembangunan daerah. “Dari budaya lahir karakter, dari karakter lahir kemajuan,” tandasnya.
Festival Kampung Cempluk ke-15 akan berlangsung hingga 11 Oktober mendatang, dengan rangkaian kegiatan budaya, pertunjukan seni, dan partisipasi aktif masyarakat.
“Selamat menikmati Kampung Cempluk Festival ke-15. Mari kita sambut dengan semangat dan tekad untuk terus melestarikan budaya bangsa,” pungkas Bu Nyai Lathifah
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin