NGAWI, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Ngawi kembali menunjukkan komitmennya membangun budaya membaca dan menulis. Hal ini ditandai dengan pembukaan Festival Literasi Kabupaten Ngawi 2025 oleh Bupati Ony Anwar Harsono di Pendopo Wedya Graha, Kamis (18/9/2025). Acara berlangsung hangat dengan dihadiri ratusan pegiat literasi dari berbagai kalangan.
Festival ini juga menjadi momen bersejarah dengan dikukuhkannya Ana Mursyida Ony Anwar sebagai Bunda Literasi Ngawi. Penetapan tersebut diharapkan mampu mendorong lahirnya gerakan literasi yang lebih luas, mulai dari lingkungan keluarga hingga sekolah.
Festival Literasi Ngawi tahun ini telah diawali dengan kegiatan Bedah Buku pada 16–17 September. Diskusi tersebut mengulas karya penulis lokal, novel populer, hingga buku kearifan lokal “Keduk Beji”. Lebih dari 225 peserta dari komunitas seni, budaya, pendidik, hingga pelajar turut hadir, menandakan tingginya antusiasme masyarakat terhadap dunia literasi.
Bupati Ony menegaskan, literasi tidak hanya berkaitan dengan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga pondasi penting peradaban. “Peradaban yang baik lahir dari masyarakat berpengetahuan. Literasi adalah kuncinya,” ujarnya.
Festival yang diikuti sekitar 600 peserta ini juga menjadi ajang penghargaan bagi insan literasi. Panitia menyerahkan buku hasil bimbingan kepenulisan, mengumumkan pemenang lomba bertutur, lomba video literasi, serta lomba perpustakaan. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Ngawi, Kartikawari Pinilih, menilai kegiatan ini sebagai momentum penting untuk mengapresiasi para pegiat literasi sekaligus menggerakkan budaya membaca.
“Gerakan literasi tidak bisa berjalan tanpa partisipasi masyarakat. Apresiasi yang kita berikan adalah bentuk penghormatan kepada mereka yang telah berjuang membumikan literasi di Ngawi,” jelas Kartikawari.
Dalam arahannya, Bupati Ony menekankan bahwa literasi harus sejalan dengan pembentukan karakter generasi muda di era 4.0 dan 5.0. Menurutnya, literasi bukan sekadar aktivitas akademik, melainkan pembiasaan pola hidup yang sehat dan produktif.
“Bangun pagi, beribadah, berolahraga, belajar, makan bergizi, bersosialisasi dengan baik, dan saling menghormati—itu tujuh kebiasaan yang perlu ditanamkan sejak dini. Semua itu adalah bagian dari literasi kehidupan,” ungkap Ony.
Festival Literasi Ngawi 2025 tidak berhenti pada ajakan membaca buku. Lebih jauh, acara ini menjadi simbol gerakan kolektif membangun masyarakat yang peduli pengetahuan, kreatif, dan berempati. Pesan ini selaras dengan visi pemerintah daerah menjadikan Ngawi sebagai kabupaten yang berdaya saing dengan sumber daya manusia unggul.
“Kalau literasi kita kuat, maka peradaban kita juga akan kuat. Dari membaca buku hingga memahami nilai kehidupan, semua bermuara pada satu tujuan: membangun generasi yang siap menghadapi masa depan,” pungkas Bupati Ony.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin