SURABAYA, RadarBangsa.co.id — Industri animasi Indonesia kembali mencatat prestasi internasional. Film animasi Ajisaka: The King and the Flower of Life, karya MSV Studio Amikom Yogyakarta, berhasil menarik perhatian sejumlah studio besar Hollywood, termasuk Paramount Pictures.
Film yang kini memasuki tahap pascaproduksi dan dubbing ini digarap oleh sineas asal Madiun, Prof. M. Suyanto, yang juga menjabat sebagai sutradara dan produser. Ajisaka tidak hanya menonjolkan visual menawan, tetapi juga sarat pesan moral tentang kebijaksanaan, cinta alam, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Anggota DPD RI Jawa Timur, Lia Istifhama, memberikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan film ini. Menurut Lia, pencapaian Ajisaka menunjukkan bahwa anak bangsa memiliki kemampuan bersaing di panggung global.
“Ini bukti nyata bahwa anak bangsa mampu menciptakan karya berkelas dunia. Saya bangga melihat film seperti Ajisaka bisa bersaing secara global,” ungkap Lia Istifhama.
Selain menyajikan cerita inspiratif, film ini juga melibatkan aktor Hollywood ternama seperti Lucy Liu, John Cusack, dan Ana Gasteyer dalam proses pengisi suara. Kehadiran mereka menambah prestise film dan membuka peluang distribusi internasional lebih luas.
Prof. Suyanto menegaskan, kerja keras timnya tidak hanya bertujuan meraih pengakuan dunia, tetapi juga memperkenalkan budaya dan kreativitas Indonesia ke kancah global.
“Kami ingin dunia tahu bahwa Indonesia bisa. Melalui Ajisaka, kami ingin memperkenalkan budaya, nilai-nilai, dan kreativitas bangsa ke kancah global,” ujarnya.
Dukungan Lia Istifhama terhadap Ajisaka juga menjadi sinyal penting bagi pengembangan industri kreatif di Indonesia. Ia menilai karya seperti ini tidak sekadar hiburan, melainkan manifestasi inovasi dan semangat generasi muda.
“Ajisaka adalah cermin dari semangat anak muda Indonesia yang berani bermimpi besar. Saya berharap film ini menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk terus berkarya dan membawa nama bangsa ke dunia,” tambah Lia.
Saat ini, tim produser tengah menjajaki kerja sama dengan studio raksasa seperti Disney, Universal Fox, dan Warner Bros. Meski belum ada keputusan final, ketertarikan pihak Hollywood dianggap sebagai tanda positif bagi masa depan animasi Indonesia.
Lia optimistis, semakin banyak karya berkualitas seperti Ajisaka, Indonesia bisa menjadi pemain utama di industri animasi global. Ia mendorong pemerintah, komunitas kreatif, dan masyarakat untuk terus memberikan dukungan agar karya lokal mampu sejajar dengan produksi internasional.
Dengan keberhasilan Ajisaka menembus perhatian dunia, film ini tidak hanya menjadi simbol prestasi anak bangsa, tetapi juga bukti bahwa industri kreatif Indonesia memiliki potensi untuk mendunia. Dukungan dari tokoh publik seperti Lia Istifhama menunjukkan bahwa investasi pada generasi kreatif bukan hanya penting, tapi strategis untuk citra nasional di kancah global.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










