MALANG KOTA, RadarBangsa.co.id – Jiwa Arema memang melekat kompak dan peduli atas kotanya yang biasa di sebut Bumi Arema. rasa kepedulian dan kecintaannya di buktikan dengan lahirnya wadah warga Kota Malang yang di namakan gerakan Bangkitnya Malang Kucecwara ,Gerakan ini adalah bertujuan untuk ,menggagas dan
mengupas permasalahan yang terjadi di Kota Malang. Serta andil dalam mencari solusi untuk mengatasi persoalan baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam kesempatan ini yang di bahas adalah terkait darurat banjir di Kota Malang.
Bangkitnya Malang Kucecwara gelar diskusi tentang darurat banjir di Kota Malang bersama Ir. H. Bambang Irianto yang bertempat di Glintung Go Green (3G) jalan Karya Timur Dalam II No.Kav.6, Purwantoro, Kecamatan. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur Selasa,(22/6).
Ir. H. Bambang Irianto yang merupakan penggagas 3G mengakui bahwa Kota Malang sudah bisa dikategorikan sebagai kota darurat banjir. Karena sudah tidak adanya ruang terbuka hijau,”kata dia.
Sedangkan tata ruang di Malang Raya sudah banyak berubah, ruang terbuka hujau berubah menjadi ruang terbangun. Selain itu di Kota Malang juga tidak ada instalasi yang meminit laju run of air seperti embung dan situ.
“Dulu Giant di Pulosari itu embung, tapi sekarang tidak ada” jelasnya.
Oleh karena itu masyarakat harus sadar akan lingkungan, dengan pertambahan penduduk dan pembangunan sebagainya maka saluran yang ada di perluas seperti apa saja pasti tidak bisa.
“Seperti sungai di Letjen Sutoyo apabila diperluas dua kalinya, saya tidak menjamin tidak terjadi banjir, karena terjadinya perubahan anomali hujan yang sebentar tapi intensitas tinggi, daya serap permukaan terbatas pasti banjir” urainya.
Lebih lanjut, kota pegunungan, menurut saya Malang sudah masuk darurat banjir,
karena itu seluruh elemen masyarakat harus melakukan adaptasi dan mitigasi sesuai dengan kapasitasnya. Dan ada yang membuat biopori, menanam dan sebagainya. Sementara pemerintah berkewajiban membuat regulasi dan peraturan.
“Dalam pelaksanaannya juga diharapkan harus tegas, dan membangun infrastruktur konservasi air dan membangun embung kembali. Hal inipun tidak bisa dilakukan Pemerintah Kota Malang sendiri, dari tiga pemimpin daerah di Malang Raya harus duduk bareng dan sekaligus ection bareng,”tukasnya.
Sementara dari diskusi tersebut, harapan dari Bangkitnya Malang Kucecwara, agar masing-masing semua bisa melakukan apa yang bisa di lakukan dalam mengatasi banjir, misalanya bikin biopori satu saja sebagai tanda kita juga melakukan itu.
“Setelah kita melakukan, kita mengajak tetangga kita masing masing. Jadi tahap petama kita sudah ection kongkrit. Dan selanjutnya kita akan merumuskan lagi bersama dimana fokus ada banjir kita akan cermati dan selidiki dan teliti langkah-langkahnya apa. Nanti kita sampaikan ke masyarakat setempat dan pada pemerintah” ungkap Bambang.
Sementara pria yang akrab disapa Eko Jeep, selaku inisiator komunitas Bangkitnya Malang Kucecwara menegaskan bahwa komunitas ini terbentuk dari masyarakat yang sangat peduli terhadap Kota Malang. Kami akan bergandeng tangan dengan segala lapisan masyarakat, dan terutama kami meminta bantuan kepada bapak Bambang Irianto yang inten membicarakan tentang masalah banjir di Kota Malang. akan tetapi sangat disayangkan tidak pernah direspon oleh pihak Pemerintah Kota Malang. Dalam kehadiran kami karena, kami cinta dan peduli Kota Malang.
(win)