SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Provinsi Jawa Timur telah mencatat angka kelahiran sapi tertinggi di Indonesia pada tahun 2023. Data terakhir dari https://isikhnas.com pada 31 Desember 2023 menunjukkan bahwa jumlah kelahiran sapi di Jawa Timur mencapai 1,2 juta ekor, berkontribusi sebesar 52 persen terhadap angka kelahiran sapi nasional.
Perbedaan angka kelahiran sapi antara Jawa Timur dengan peringkat kedua, Jawa Tengah, sangat signifikan. Jawa Tengah hanya mencatat 320 ribu ekor, diikuti oleh Lampung dengan 199 ribu ekor, Provinsi Nusa Tenggara Barat 154 ribu ekor, dan Provinsi Sumatera Utara sebanyak 118 ribu ekor.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa pencapaian angka kelahiran sapi yang tinggi akan memperkuat status Jawa Timur sebagai “Gudang Ternak Nasional” dan mendukung target swasembada daging di Indonesia.
“Terima kasih kepada para pembudidaya sapi, terutama peternak dan tenaga lapangan yang telah menggunakan inovasi teknologi dalam budidaya sapi. Ini memungkinkan Jawa Timur mempertahankan predikat sebagai Gudang Ternak Nasional,” ungkapnya pada hari Minggu (7/1).
“Berdasarkan data BPS RI tahun 2023, populasi Sapi Potong di Jawa Timur mencapai 5,07 juta ekor, sedangkan Sapi Perah sebanyak 314.385 ekor, menjadi yang terbanyak di tingkat nasional. Dengan jumlah kelahiran sapi yang tinggi, diharapkan produksi sapi di Jawa Timur bisa meningkat, mendukung upaya mencapai swasembada daging nasional,”lanjutnya.
Khofifah menekankan upaya Pemprov Jawa Timur dalam mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas budidaya sapi, seperti teknologi inseminasi buatan dan embrio transfer yang dipimpin oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan jumlah kelahiran sapi secara efisien, tetapi juga meningkatkan kualitas genetika ternak lokal, menghasilkan anak sapi berkualitas unggul.
“Inovasi ini telah menjadi fokus kami selama beberapa tahun terakhir. Tahun 2023, Jawa Timur meraih penghargaan dari Kementerian Pertanian RI sebagai Provinsi Dengan Akseptor Inseminasi Buatan Terbanyak Nasional,” tambahnya.
Capaian ini juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta sumber daya manusia. Di antaranya adalah 1 unit bank sperma di UPT inseminasi buatan, 134 unit pusat kesehatan hewan dengan 1 rumah sakit hewan, 7 unit UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak, 175 pasar hewan, 3 unit laboratorium kesehatan hewan, dan 10 titik checkpoint.
Selain itu, terdapat 131 unit Rumah Potong Hewan – Ruminansia (RPH-R) di Jawa Timur, di mana 42 unit telah bersertifikasi halal, 85 unit dalam proses penerbitan sertifikat halal, dan 36 unit bersertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Sementara Rumah Potong Hewan – Unggas (RPH-U) yang bersertifikat halal berjumlah 47 unit, dengan 49 unit memiliki NKV, dan 881 unit badan usaha memiliki NKV.
Di sisi SDM, Jatim juga memiliki insan peternakan yang mumpuni. Ada sebnayak 950 orang dokter hewan atau medik veteriner, 636 para medik veteriner kesehatan hewan, 1.508 petugas pelayanan reproduksi, 24 pengawas mutu pakan, 82 pengawas mutu bibit, 73 pengawas obat hewan, 154 dokter hewan penanggung jawab obat hewan, 7 auditor NKV dan 124 pengawas kesehatan masyarakat veteriner.
“Kualitas sarana prasarana dan SDM yang kita miliki menjadi wujud komitmen Jatim untuk mendukung Indonesia bisa swasembada daging. Apabila sistem ini diduplikasi ke berbagai daerah, maka saya optimis dalam kurun waktu beberapa tahun Indonesia bisa menghasilkan lebih banyak sapi berkualitas dan kita bisa swasembada daging,” pungkasnya.