NGANJUK, RadarBangsa.co.id — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan pembangunan Jembatan Kutorejo di Kabupaten Nganjuk segera rampung dan dapat digunakan pada pertengahan November 2025. Jembatan yang menghubungkan dua kecamatan penting, Bagor dan Rejoso, itu menjadi salah satu proyek strategis Pemprov Jatim untuk memperlancar konektivitas antarwilayah.
“Insya Allah Jembatan Kutorejo akan rampung pada 12 November 2025. Kami ingin memastikan seluruh pekerjaan berjalan sesuai target agar mobilitas masyarakat di wilayah ini kembali lancar,” ujar Gubernur Khofifah saat meninjau progres pembangunan di lokasi, Kamis (23/10).
Kerusakan berat pada Jembatan Kutorejo terjadi sejak Maret 2022, ketika bagian utara ambles akibat usia struktur dan intensitas kendaraan berat yang melintas. Untuk menjaga akses masyarakat, pemerintah kemudian membangun jembatan darurat tipe bailey pada April 2022 sebagai jalur sementara.
Khofifah menjelaskan, pada 2025 Pemprov Jatim memulai rekonstruksi total jembatan tersebut sebagai bagian dari program peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan. Pembangunan ini dinilai penting karena Jembatan Kutorejo menjadi penghubung utama dua kecamatan sekaligus jalur alternatif menuju Kabupaten Bojonegoro.
“Jembatan ini kami harapkan memperlancar mobilitas warga di Kecamatan Bagor dan Rejoso, sekaligus membuka akses ekonomi baru antarwilayah. Kami terus berkoordinasi dengan pihak pelaksana agar proyek ini tuntas tepat waktu,” jelasnya.
Hingga 19 Oktober 2025, progres rekonstruksi Jembatan Kutorejo telah mencapai 93,74 persen. Proyek yang dimulai sejak 18 Maret 2025 itu kini memasuki tahap akhir pemasangan rangka jembatan setelah melalui proses pembangunan pondasi bore pile, abutmen, serta pemasangan sheet pile (CCSP) sebagai pelindung abutmen.
“Pengerjaan jembatan Kutorejo dimulai 18 Maret 2025 dan sampai 19 Oktober 2025 progresnya sudah 93,74 persen. Kita targetkan selesai, insya Allah, 12 November 2025,” kata Khofifah.
Gubernur perempuan pertama Jawa Timur itu menambahkan, setelah jembatan selesai dibangun, masih ada pekerjaan lanjutan berupa pembuatan plengsengan di sisi utara dan selatan. Langkah ini penting untuk memperkuat struktur tanah di sekitar jembatan dan mencegah erosi saat debit air meningkat.
“Pekerjaan rumah selanjutnya membuat plengsengan di kedua sisi. Tujuannya agar tanah di sekitar jembatan tidak tergerus arus deras dan masyarakat bisa melintas dengan aman,” ujarnya.
Khofifah menegaskan, kehadiran Jembatan Kutorejo akan memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas ekonomi warga Nganjuk dan sekitarnya. Selain memperpendek waktu tempuh, keberadaan jembatan permanen juga akan meningkatkan kelancaran distribusi hasil pertanian dan perdagangan lokal.
“Kita terus berikhtiar agar manfaatnya bisa segera dirasakan masyarakat. Infrastruktur seperti ini bukan hanya mempercepat mobilitas, tapi juga memperkuat konektivitas ekonomi antarwilayah,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









