MOJOKERTO, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali menyalurkan stimulus sosial sebagai bagian dari upaya menurunkan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di wilayahnya. Kali ini, bantuan digelontorkan untuk masyarakat Mojokerto melalui sejumlah program di Pendopo Graha Maja Tama, Kabupaten Mojokerto, pada pekan lalu.
Total bantuan yang disalurkan mencapai Rp5,335 miliar. Bantuan tersebut mencakup bantuan sosial dan tali asih untuk pilar kesejahteraan sosial sebesar Rp4,234 miliar, bantuan dari DPMD Jatim melalui program BUMDes, Desa Berdaya, dan Jatim Puspa senilai Rp1,076 miliar, serta zakat produktif senilai Rp25 juta.
Gubernur Khofifah menyebut, bantuan-bantuan tersebut menyasar kelompok masyarakat rentan dan ditujukan untuk mendorong percepatan penurunan kemiskinan ekstrem.
“Data kemiskinan ekstrem tahun 2020 berada di angka 4,4 persen. Per September 2024, turun signifikan menjadi 0,66 persen. Harapannya, pada September 2025 bisa mendekati nol persen,” ujarnya.
Bantuan diberikan secara simbolis kepada sejumlah penerima, di antaranya ASPD: 5 orang, masing-masing menerima Rp900 ribu per triwulan dan paket sembako, PKH Plus: 40 lansia, masing-masing menerima Rp500 ribu per triwulan dan sembako, Program Jawara: 100 penerima KIP Putri Jawara, 70 KPM Jawara, 8 PPKS Jawara, dan 12 eks-PPKS, masing-masing menerima Rp3 juta, Permakanan: Bantuan permakanan LKSA senilai Rp273,7 juta dan LKSLU senilai Rp54,7 juta, Zakat Produktif: 50 pelaku usaha ultra mikro, masing-masing menerima Rp500 ribu dan sembako, Program Desa Berdaya & Jatim Puspa: Masing-masing desa menerima Rp100 juta, Pendamping PKH Plus: 10 orang menerima Rp900 ribu per triwulan, Tali Asih: 10 Tagana menerima Rp750 ribu per triwulan, dan 10 TKSK menerima Rp1,5 juta per triwulan.
Khusus untuk program Putri Jawara, Khofifah memberikan apresiasi tinggi. Program ini diluncurkan oleh Dinas Sosial Jatim pada 21 April 2025 bertepatan dengan Hari Kartini.
“Putri Jawara adalah bantalan ekonomi yang berfungsi ganda—sebagai pemberdayaan sekaligus perlindungan sosial. Bantuan ini bukan untuk memulai usaha baru, melainkan memperkuat pondasi usaha yang sudah mereka bangun,” jelasnya.
Pada Juni 2025, masing-masing penerima program Putri Jawara akan mendapatkan bantuan modal Rp3 juta. Khofifah berharap program ini bisa menjadi katalisator kemandirian ekonomi perempuan di Jatim.
“Semoga ekonomi bertumbuh, kemandirian terbangun, dan keluarga semakin sejahtera,” ucapnya.
Salah satu penerima, Anggraini, mengaku bersyukur atas bantuan tersebut. Ia berencana menggunakannya untuk menambah modal usaha jual ikan.
“Semoga usaha jualan ikan lancar dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga,” tuturnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin