Heru Iswanto : Memanen Padi di Tengah Musim Penghujan, Dedikasi untuk Ketahanan Pangan

- Redaksi

Senin, 6 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Heru Iswanto atau yang akrab disapa Wanto, saat memanen Padi (Dok RadarBangsa.co.id)

Heru Iswanto atau yang akrab disapa Wanto, saat memanen Padi (Dok RadarBangsa.co.id)

KAB MALANG, RadarBangsa.co.id – Di tengah kesibukannya sebagai jurnalis senior yang telah berkarya sejak 2005, Heru Iswanto atau yang akrab disapa Wanto, tetap meluangkan waktu untuk membantu orang tuanya mengelola lahan sawah keluarga di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Di awal tahun 2025, bersamaan dengan musim hujan, Wanto memulai kembali aktivitasnya di sawah untuk menanam padi.

Sawah seluas 1,5 hektar milik orang tua Wanto ditanami padi jenis Varietas Hibrida, yang dikenal memiliki masa panen relatif singkat, hanya tiga bulan. Selain padi, terdapat juga dua petak sawah yang ditanami beras ketan untuk kebutuhan keluarga, terutama saat ada acara hajatan.

“Mempertahankan penanaman padi adalah cara kami membantu swasembada pangan dan menguatkan ketahanan pangan lokal maupun regional, sesuai dengan visi pemerintah pusat,” ujar Wanto, Senin (6/1/2025).

Wanto menjelaskan bahwa keluarganya tetap bertahan menanam padi sebagai langkah menjaga ketersediaan beras meskipun harga beras di pasaran mengalami fluktuasi. Setengah hasil panen biasanya dijual untuk biaya produksi, sedangkan sisanya disimpan sebagai cadangan konsumsi keluarga.

“Orang tua saya merasa lebih tenang memiliki beras sendiri. Selain untuk konsumsi, simpanan gabah juga menjadi penopang jika sewaktu-waktu diperlukan,” katanya.

Musim hujan menjadi waktu yang dinanti oleh keluarga Wanto karena ketersediaan air yang mencukupi memudahkan proses penanaman. Tahapan dimulai dengan pembajakan tanah, penyemaian bibit, hingga pemindahan bibit ke lahan utama.

Bibit padi disemai selama tiga minggu hingga mencapai tinggi sekitar 25 cm sebelum dipindahkan ke sawah. Proses ini melibatkan delapan pekerja, mayoritas perempuan, yang menyelesaikan penanaman dalam waktu dua hingga tiga hari. Wanto memaparkan bahwa biaya produksi meliputi upah tukang bajak sebesar Rp450 ribu dan upah penanam Rp75 ribu per orang per hari.

“Setelah penanaman, langkah penting berikutnya adalah memastikan pengairan yang cukup dan pemupukan agar tanaman tumbuh subur. Kami juga rutin memantau tanaman untuk mencegah serangan hama dan menjaga volume air,” jelasnya.

Menjelang masa panen, pengawasan lebih intensif dilakukan, termasuk menjaga tanaman dari serangan burung. Wanto menjelaskan bahwa proses ini memerlukan kerja sama dan ketekunan.

“Ketika padi sudah menguning dan siap panen, ada kebanggaan tersendiri melihat hasil kerja keras kami. Padi yang dihasilkan menjadi bukti nyata kontribusi kami terhadap ketahanan pangan,” tutup Wanto.

Penulis : Windu

Editor : Zainul Arifin

Berita Terkait

Ekspor Udang ke Amerika Serikat Dibahas di Banyuwangi, Petani Optimistis
Batik ‘Pakrida’ Khas Pasuruan Laris Manis, Jumiati Kebanjiran Order ASN
JNE Dorong Precise Shoes Tetap Eksis di Era Digital dan Offline
DPR RI Haris : Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Melonjak dari Rp71 Triliun Jadi Rp335 Triliun
Sosialisasi Program MBG, Muh Haris: Bukan Sekadar Bagi Makan, Tapi Gerakkan Ekonomi Desa
Pemkab Pasuruan Kucurkan Rp 19 Miliar BLT Cukai, Sasar Buruh dan Warga Miskin Ekstrem
BUMN Sapa Koperasi Merah Putih Pasuruan, Bulog Siapkan Pasokan Pangan Rutin
Banyuwangi Rancang Dana Abadi Daerah, Mendagri Tito: Bisa Jadi Perisai Pembangunan
Heru Iswanto : Memanen Padi di Tengah Musim Penghujan, Dedikasi untuk Ketahanan Pangan

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ekspor Udang ke Amerika Serikat Dibahas di Banyuwangi, Petani Optimistis

Senin, 13 Oktober 2025 - 19:17 WIB

Batik ‘Pakrida’ Khas Pasuruan Laris Manis, Jumiati Kebanjiran Order ASN

Senin, 13 Oktober 2025 - 14:21 WIB

JNE Dorong Precise Shoes Tetap Eksis di Era Digital dan Offline

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 17:27 WIB

DPR RI Haris : Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Melonjak dari Rp71 Triliun Jadi Rp335 Triliun

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 16:01 WIB

Sosialisasi Program MBG, Muh Haris: Bukan Sekadar Bagi Makan, Tapi Gerakkan Ekonomi Desa

Berita Terbaru

Ketua TP PKK Bangkalan Lutfiana Lukman Hakim berbincang dengan peserta saat kegiatan Silaturahmi dan Sharing Program PKK di Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya, Senin (13/10/2025). (Foto Dok Ho/RadarBangsa.co.id)

Politik - Pemerintahan

Semangat Kebersamaan Warnai Silaturahmi PKK Bangkalan di Desa Tengket

Rabu, 15 Okt 2025 - 08:58 WIB