SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Anggota DPD RI dari Jawa Timur, Lia Istifhama, memberikan pandangan terkait kebijakan yang diambil Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk memblokir akses permainan Roblox di Indonesia. Ning Lia, sapaan akrabnya, menilai langkah tersebut sangat penting guna melindungi anak-anak dari konten digital yang tidak sesuai dengan usia mereka sekaligus menjadi momentum memperkuat ekosistem permainan daring yang mengandung nilai edukasi.
Menurut Lia, Roblox memiliki dua sisi yang perlu dilihat secara seimbang. Dari sisi positif, permainan ini dapat mengasah kemampuan psikomotorik, kognitif, dan kreativitas anak, karena memungkinkan pengguna untuk merancang dunia virtual serta menciptakan permainan sendiri. Senator yang juga ibu dari anak yang pernah bermain Roblox ini mengakui bahwa dirinya sempat mengizinkan putranya mencoba game tersebut, namun kemudian melarangnya untuk melanjutkan setelah mempertimbangkan berbagai aspek.
“Secara teori, Roblox berpotensi mengembangkan daya pikir, imajinasi, serta kemampuan memecahkan masalah anak. Jika kita merujuk pada teori kebutuhan manusia dari Maslow, interaksi sosial dan kreativitas merupakan bagian penting dari aktualisasi diri,” ujarnya.
Di sisi lain, Ning Lia menyoroti risiko yang tidak bisa diabaikan, seperti adanya adegan kekerasan, pukulan, dan potensi konten pornografi yang bisa diakses tanpa adanya penyaringan yang ketat. Ia mengingatkan bahwa anak-anak cenderung mudah meniru apa yang mereka lihat, termasuk dalam lingkungan digital. “Kadang anak mulai bermain dengan niat bercanda, tetapi jika terus terpapar konten negatif, hal itu bisa berujung pada perilaku bullying atau kekerasan di dunia nyata,” tegasnya.
Selain Roblox, Ning Lia juga menyinggung fenomena konten di platform lain seperti YouTube, yang awalnya berisi hiburan ringan, namun kini kerap bergeser ke arah yang berlebihan dan kurang sehat. “Banyak konten yang mengejar popularitas tapi mengabaikan nilai edukasi. Oleh karena itu, kita harus mendukung perkembangan konten digital yang sehat, mendidik, dan sesuai dengan usia anak,” tambahnya.
Ia mengajak para kreator konten, pendidik, serta orang tua untuk bersama-sama menciptakan ruang digital yang aman dan positif bagi generasi muda. Menurut Ning Lia, pemerintah perlu memperkuat regulasi sekaligus membuka peluang inovasi konten yang kreatif dan ramah anak. “Mari kita manfaatkan teknologi sebagai media hiburan sekaligus pembelajaran, bukan menjadi ancaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, juga telah melarang anak-anak SD untuk bermain game Roblox. Pendekatan yang tepat bukan hanya melarang, melainkan juga mendampingi anak serta meningkatkan literasi digital baik bagi orang tua maupun guru.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin